Jumat, 22 Desember 2017

Aliran Rasa Game Level 2: Belajar dan Tumbuh Bersama Permata Hatiku



Assalamualaikum



Aliran Rasa
Game Level 2


Belajar dan Tumbuh Bersama Permata Hatiku






Dedicated for my lovely princess
pengalaman selama belajar menjawab tantangan kemandirian untuk kami berdua

by deeblue



Saat bersamamu dunia menjadi indah

Lelah dan peluh kesah semua sirna

Kaulah cahaya hatiku yang kan bersinar di gelapku

Engkau yang membuat kelabu menjadi haru




Apa jadinya mama tanpamu

Yang selalu menceriakan duniaku

Memberikan arti di setiap hembusan napasku

Membuyarkan lamun yang tak tentuku




Karenamu justru mama jadi punya makna

Karenamu ada tujuan yang terbawa

Karenamu aku bisa belajar dewasa

Karenamu Aku pun menjadi ada




Kudekapmu dengan seluruh hidupku

Hembus napasku untuk belajar bersamamu

Menjelajah dunia seolah belantara

Yang indah untuk petualang kita



Aku pun Belajar dan Tumbuh Bersama Permata Hatiku

Cinta Kamu Nak...




Wassalamualaikum
Deeblue (Widita)


#AliranRasa

#GameLevel2

#KuliahBunsayIIP

#MelatihKemandirian

Jumat, 15 Desember 2017

Level 2 Day 15 Challenge: Fun Bubble

Assalamualaikum

Day 15 (the last round of level 2)

Jum'at, 15 Desember 2017

Challenge
Fun Bubble

Yeaaay...Ding ding...final day of level 2 games. Hela dan hembus napas dengan lega. Di tengah-tengah aku sempat pesimis apakah bisa aku selesaikan dengan baik. Bahkan ada momen dimana aku menulis untuk menurunkan target dari 15 tulisan tugas menjadi hanya 10 saja. Hemmm...sempet pesimis oh pesimis. Tapi dari beberapa rangkaian kejadian yang ada, aku seperti diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Dibalik kesulitan selalu akan ada kemudahan. when there's a will there's a way. target yang tadinya hanya yakin tercapai 10 tugas menjadi tembus di angka 15. Alhamdulillah...

Jujur saja, jadwalku di bulan Desember ini lebih berserakan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Mana lagi episode "baper" dan fisik terkuras karena banyak hal yang tampaknya masih sulit untuk diterima akal dan pikiran. Tapi, mau ngomong apa kuasa Ilahi yang Maha Penguasa mengendalikan segala ciptaan-Nya di dunia. Ia yang paling tahu hal yang terbaik untuk kita. 

Setelah beberapa episode drama yang aku lalui mulai awal Desember, aku pun mulai menemui seperti titik agak terang terhitung beberapa hari ini. Aku mulai mencoba berdamai dengan beberapa hal yang aku pikir sudahlah merupakan ketetapan-Nya. Meski agak terseret-seret tapi aku tetap memiliki niat kuat menyelesaikan semua tugas dengan sebaik mungkin. Semoga bisa ya Allah.

Aku pun mulai evaluasi diri lagi apakah hal-hal yang aku lakukan ini sesuai dengan amanah ataupun fitrah. Pergulatan ini sebenarnya sudah agak lama dan masih belum ada "cerah"-nya. Aku ingin tetap berkiprah di bidangku meski pada dasarnya tidak juga meninggalkan amanah pada anakku maupun suamiku. Sedangkan secara himpitan ekonomi mengharuskan aku juga mencari pendapatan untuk dukungan sekolah anak. Pilihan sulit tapi harus ditelusuri lagi. 

Kemarin pun aku merasa bahwa kualitas waktuku ketika bersama dengan anak belum benar-benar tepat. Aku ingin bisa menciptakan waktu belajar dari beberapa aspek tapi juga merupakan quality time baginya. Ketika bu Sapti (founder IIP) sempat hadir di acara wisuda matrikulasi Depok, ia pun mengatakan bahwa binar-binarnya adalah pada anak-anak. Aku pun merasa sehati dengan kata-kata itu. Cintaku, semangat hidupku adalah ketika aku bersama dengan Cilla. Tapi di sisi lain, aku pun senang berbagi manfaat dengan orang di sekitarku. Tapi, kan yang harus aku perbaiki dari dalam dulu baru akan melingkar ke luar. Bukankah begitu? 

Aku pun sempat agak merasa bersalah dengan kondisi beberapa hari kerja, meminta dia untuk belajar kemandirian, tapi juga aku belum ada sharing hati ke hati untuk menjaga kontak batin kami. Kemarin akhirnya aku yang mengalami tantangan fisik mesin cuci yang tengah rusak akhirnya mengucek baju sendiri. Ketika dalam masa proses tersebut, ia pun datang padaku dan menawarkan bantuan darinya. Aku pun mengiyakan dengan bulatnya. Aku rasa ini waktu fun yang bisa mengajarkannya sedikit tentang kemandirian. 

Pada bak pink tempat menyimpan baju-baju yang hendak dikucek, aku pun memberikan padanya beberapa pakaian kecil untuk dikucek olehnya. Hahaha...kuceknya lebih ke arah icik-icik yang tidak terlalu kuat. Ia pun memeras ala kadarnya dan menaruh pakaian kecil tersebut ke arah ember yang diperuntukkan bilasan pertama. Ia pun kemudian meraih beberapa pakaian kecil terburu-buru dan mengucek ala kadar baru memasukkan ke ember bilasan berikutnya tersebut. Aku pun mengatakan, "Walah Cilla ini jadi berbusa deh. Ayo coba masukkan dalam kondisi terperas dong hahaha....", sembari menunjuk bak yang harusnya jadi tempat bilasan tapi sudah mulai berisi banyak busa. Hahaha...tapi aku pun tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Yang aku hargai adalah proses belajarnya. Ketika ada kesalahan di tengah-tengah proses itu, aku anggap sebagai bonus.

Proses belajar kemandirian ini ditutup dengan dirinya yang ternyata lebih banyak bermain busa pada ember pink sembari menirukan gaya "peppa pig". Hahahaha....ceria hati ini. Pekerjaan yang bisa dibilang berat menjadi lebih mudah dengan keceriaan Cilla. Meski neneknya bolak-balik bilang Cilla tidak boleh main air, tapi ia tetap bermain air dan aku pun membiarkannya. Masalah baju basah bisa diganti nantinya. Hihihi...Biar dia tahu bahwa belajar itu tidak harus berakhir serius. Tapi proses belajar adalah untuk manfaat dan kesenangan baginya. Well, Cilla let's have fun bubble!

Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)

#harike-15
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian

Level 2 Day 14 Challenge: Konsistensi Ketika Bergejolak

Assalamualaikum

Day 14 (out of 1 day left)

Kamis, 14 Desember 2017

Challenge
Konsistensi Ketika Bergejolak

Hari kemarin masih menjadi titik dimana Cilla mengungkapkan keinginan dirinya, kondisi gejolak dirinya. Gejolak ini adalah proses belajar baginya untuk bisa menimbang beberapa hal yang berpengaruh pada bagaimana ia akan bisa mengambil keputusan kelak. Kesannya sih masih jauh ya di usia notabene 6 tahun segini terus bisa benar-benar dilepas ambil keputusan sendiri tuh di usia yang rasanya masih beberapa langkah jauh ke depan.

Memang pada dasarnya aku memiliki prioritas bahwa ia menjadi yang utama begitu juga si ayahnya Cilla. Mereka adalah amanahku, Aku pun terbuka pada Cilla untuk mengajaknya terlibat bahwa keputusan yang aku ambil ia pun turut memberi peran. Hal ini aku lakukan untuk membuatnya merasa bagian dari keluarga dan punya suara dalam segala keputusan keluarga, meski masih dalam bentuk yang lebih sederhana dan orang tua masih berperan besar dalam mengarahkannya. Arahan tersebut pun juga dibarengi dengan memberikan pemahaman secara sederhana sehingga ia juga tidak merasa berat sebelah dalam hal ini.

Masih sama episode kali ini aku tidak bekerja. Akan tetapi, ia masih membawa gejolak kemarin setelah ditinggal bekerja. Pagi hari bangun pagi seperti biasa meski ditambah wajah yang masih agak muram. Ia pun absen mamanya apakah hari ini bisa antar-jemput atau tidak. Hehehe...Aku pun mengatakan bahwa hari ini adalah hari untuk antar-jemput Cilla. Wajahnya pun seketika berubah dari yang bertekuk menjadi sumringah sambil teriak senang, "Yeaaaay....aku sayang mama!". Aku ajak dia untuk mandi. Ia pun terlihat lebih ceria dan mengerjakan rutinitas pagi sendiri. Disini aku juga sembari mengajaknya berbicara soal aktivitas dia nantinya untuk berenang. Ia pun sudah hapal syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika berada di kolam renang karena mama tidak akan berada di dekatnya kala itu.

Ketika memakai pakaian renang yang dilapisi oleh baju seragamnya tanpa harus diberitahu, ia mengerti urutan pemasangan baju renangnya. Aku pun sembari memberikan pemahaman sederhana bahwa mama kemarin bekerja untuk mencari uang. Uang itu pun berguna untuk sekolah dasarnya nanti. Ia tidak menjawab apapun lebih kepada mendengarkan bersamaan dengan fokusnya dia ketika mengenakan baju sekolahnya. Penanaman pola pikir ini aku maksudkan agar nantinya dia juga terbiasa dengan kondisi ketika mamanya harus bekerja, ia bisa memiliki kemauan sendiri untuk mengerjakan rutinitas. Aku pun tak lupa juga bertanya akan pendapatnya tentang kerja dan dia masih menjawab mama gak usah kerja. Heem...memang ini butuh proses belajar. Orang dewasa pun tidak semudah itu bisa menerima pelajaran bahkan untuk anak seusia Cilla. Mama pun selalu belajar nak. Well, kita bareng-bareng belajar ya nak.

Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)

#harike14
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian

Level 2 Day 13 Challenge: Mama Tidak Boleh Kerja

Assalamualaikum

Day 13 (out of 2 days challenge)

Rabu, 13 Desember 2017

Challenge
Mama Tidak Boleh Kerja

Semalam sebelumnya, aku pun terpaksa untuk menginap di rumah ibuku (alias nenek Cilla yang ada di daerah Jagakarsa) karena aku pulang cukup malam dan badanku sudah tidak kuat untuk meneruskan pulang hingga ke Depok. Aku terbiasa bangun lebih pagi untuk menyiapkan berbagai keperluan Cilla sekolah. Badan yang tidak mau bekerjasama ini pun dipaksa untuk menuruti keinginan otak yang memintanya untuk melakukan beberapa hal. Mungkin kalau si anggota badan diberi mulut, ia pun akan lantang berteriak, "Tidak...!".

Cilla pun bangun pagi dengan sempoyongan melihat mamanya yang telah rapih. Ia pun tahu bahwa melihat mama rapih berarti mama kerja. Analogi sederhana yang ngena banget menempel di pikiran anak. Ia sempat terduduk di tempatku berdiri dan merajuk sambil memegangi kaki mamanya, "Mama gak boleh kerja!". Kesalahan yang aku lakukan saat itu adalah aku tidak langsung memposisikan level mataku agar sejajar dengannya saat menjawab keinginannya. Hal ini mungkin secara tidak aku sadari adalah bentuk dari perasaan bersalah dengan keputusan yang harus dilakukan. Aku pun berusaha untuk meyakinkan padanya bahwa hari ini harus bekerja karena mama sudah berjanji pada orang, posisiku berbicara dengan level mataku yang lebih tinggi darinya saat posisi dia duduk sedangkan aku berdiri. Aku meyakinkan ini pun dilakukan agar bisa memenuhi kebutuhannya. Ia pun menjawab bahwa ia tidak butuh uang. Ia lebih memilih ingin diantar-jemput oleh mamanya nanti sekolah.

Aku paham dengan kondisinya. Ayahnya juga sedang giat untuk mencari cara mendapatkan posisi keuangan yang lebih aman. Namun, hal ini belum bisa dilakukan dan Allah SWT sedang lebih banyak mempercayakan keuangannya mengalir melalui tanganku. Aku pun berusaha untuk meyakinkan dan tidak untuk juga memaksakan kepadanya bahwa kondisi yang ada mengharuskan mamanya juga turut membantu keuangan keluarga sehingga beberapa hari ia tidak bisa diantar-jemput oleh mama. Saat kondisi berkeras tetap dijalankan oleh Cilla, aku pun memeluknya dan mengatakan bahwa mama harus melakukan hal ini untuk kepentingan Cilla. Aku pun minta maaf dan mengatakan bahwa aku sayang sama Cilla dan harus cari uang untuk sekolah Cilla. "Cilla mau sekolah kan?", tanyaku. Ia pun menjawab mau. Aku memeluknya dan mengatakan sabar ya nak.

Bisa dilihat bahwa ia sebenarnya tidak puas dengan jawaban tersebut. Yang ia masih tahu bahwa mamanya harus ada antar-jemput dirinya. Tidak bisa disalahkan karena itu adalah bagian dari keinginan anak. Aku pun mengajaknya untuk mandi dulu. Seperti biasa, ia bisa mempersiapkan dirinya sendiri. Ketika sudah siap aku pun memeluknya dan mengatakan terima kasih bahwa dia sudah mau bersabar untuk kondisi saat ini. Ia sempat menjawab tidak mau sabar. Aku pun menjawab, "Iya mama minta maaf ya. Mama makasih Cilla sudah mau ngerti mama".

Pemikiran mandiri seperti ini memang adalah sebuah tantangan untuk working mom. Ada kondisi dimana anak meminta perhatian disaat dirinya merasa kurang. Ini pun tidak bisa disalahkan karna pada dasarnya memang wajar bahwa anak meminta perhatian dari orang tuanya. Aku pun sebisa mungkin untuk tetap memenuhi kebutuhan sentuhan dan kata-kata sebagai tanda bahwa tuntutan kemandirian yang dihadapi ini bukan bentuk pengabaian dirinya. Akan tetapi sebuah proses belajar untuk sama-sama mencapai tujuan yang sama dalam keluarga dan kami sebagai orang tua tetap menganggap dia penting bagi kami.

Fighting together to achieve family goals is hectic, but afterwards hoping there is a light on the end of the day


Wassalamualaikum

#harike13
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian

Level 2 Day 12 Challenge: Waktu Berdetik Itu Berharga

Assalamualaikum

Day 12 (out of 3 days left)

Selasa, 12 Desember 2017

Challenge
Waktu Berdetik Itu Berharga

Anakku memang lahir dengan salah satu fitrahnya adalah menjadi kritis. Karena memang dibiasakan untuk diajak berbicara mengenai jadwal kerjaku keesokan harinya, ia pun juga terbiasa untuk sudah wanti-wanti menanyakan pada mamanya apakah akan ada jadwal untuk bekerja di esok harinya ataupun bahkan beberapa hari sebelumnya. Disini mungkin aku bisa menyelipkan kepadanya bekal akan mengatur waktu secara lebih efektif. Akan tetapi, aku sendiri merasa belum sempat untuk memberikan pemahaman akan hal tersebut.


Malam sebelumnya aku sudah berbicara dengan Cilla bahwa akan ada jadwal lagi untuk hari Selasa maupun esok hari, Rabu. Ia sempat sudah mulai menunjukkan muka masam. Ia juga mengatakan mengapa mamanya harus bekerja. Aku selalu berusaha untuk mengajak bicara Cilla bahwa hal tersebut dilakukan untuk membantu uang sekolah Cilla. Pada dasarnya, memang kondisi ekonomi keluarga kami sedang mengalami penurunan yang membuat kami pun mau tidak mau menata ulang jadwal dan tindakan yang harus dilakukan agar nantinya bisa menopang pendidikan Cilla. Alhamdulillah meski ia sendiri tidak terlalu setuju dengan kondisi aku yang kerap bekerja, ia tetap mengikuti kondisi bahwa nantinya ia tidak diantar-jemput oleh mamanya. 

Seperti hari sebelumnya, ia mampu bangun pagi. Ia pun secara mandiri mempersiapkan dirinya dari mulai mandi sendiri, handukan sendiri, memakai seragam sekolah sendiri, maupun sisiran sendiri. Untuk sisiran memang hal yang baru untuk ia lakukan secara mandiri. Akan tetapi, ia terlihat mantap memegang gagang sisir dan berusahaa untuk menyisir setiap bagian rambut yang bisa ia gapai. Itu pun terlihat rapih. Aku pun mengatakan padanya bahwa Cilla cerdas mama bangga padanya. Aku berupaya menyusuri kembali sisiran rambutnya dan hasilnya pun ia benar-benar bisa menyisir cukup rapih untuk seorang pemula.

Ketika aku pulang kerja pun, aku yang masih dalam kondisi lelah berusaha untuk menerima sambutan Cilla ketika aku masuk ke rumah. Ia memeluk mamanya erat dan aku pun membalasnya dengan mengatakan, "Uuuhhh sayang. Mama sayang Cilla". Ekspresi ini aku usahakan sepositif mungkin membuat dia merasa bahwa dirinya adalah hal yang penting meski harus aku tinggal bekerja. Well, besok harus ada lagi petualang baginya untuk tidak diantar-jemput oleh mamanya. Semangat ya nak. Aku tahu Allah SWT memberikan tantangan ini untuk membuat kita menjadi lebih kuat. Aku pun ingin kau tahu bahwa mama selalu ada untuk melalui semua ini bersama.

Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)

#harike12
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian

Level 2 Day 11 Challenge: Senin Awal Kesibukan

Assalamualaikum

Day 11 (out of 4 days left)

Senin, 11 Desember 2017

Challenge
Senin Awal Kesibukan

Hari Senin aku harus bekerja lagi. Bahkan aku sudah ada jadwal hingga hari Rabu. Aku tahu di satu sisi aku tidak bisa selalu meninggalkannya. Ia sudah memperlihatkan tanda-tanda bahwa ia kurang setuju dengan keputusan untuk mengambil kerja dengan "term" yang agak lama.

Aku harus berangkat pagi sekali untuk  bisa mengantarkan Cilla terlebih dahulu baru berangkat kerja. Oleh karena itu, konsistensi bangun pagi pun tetap diterapkan pada diri Cilla. Ia juga tidak menggerutu untuk bangun lebih pagi dan bersiap-siap sekolah secara mandiri.

Hal yang paling aku senangi disini adalah lebih kepada kemandirian sikapnya. Ia tidak meminta mamanya untuk membantunya dalam bersiap-siap untuk pergi ke sekolah di pagi hari. Jadi, ketika baju seragam dan perlengkapan lain telah disiapkan ia pun bergegas untuk melakukan persiapannya sendiri.

Ia memakai baju, mengancingkan baju sendiri, memakai bawahan, sisiran rambut sendiri. Itupun semua benar-benar kesadaran dari dirinya. Ia pun menganggap sekolah sebagai sesuatu hal yang nenyenangkan. Kalau sudah menyenangkan tentu apa saja kegiatan penunjang sekolah akan dikerjakan secara mandiri tanpa banyak keluhan. Alhamdulillah...mommy proud of you. 😘

Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)

#harike-11
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian

Kamis, 14 Desember 2017

Level 2 Day 10 Challenge: Episode Masih Minta Maaf

Assalamualaikum

Day 10 (out of 5 days left)

Minggu, 10 Desember 2017

Challenge
Episode Masih Minta Maaf

Hari Minggu lagi-lagi mamanya harus berangkat kerja. Akan tetapi kali ini tempat kerjaku tak sejauh seperti hari kemarinnya. Jadi aku masih bisa luangin waktu sedikit untuk bersua dengan Cilla. Malam hari sebelumnya saat aku sedikit emosi, aku bisa menutupnya dengan tetap memberi pemahaman padanya bahwa aku memiliki tujuan positif untuk sekolahnya. Aku pun minta maaf padanya karena aku sudah melakukan hal yang salah.

Hari ini ketika aku bangun pagi. Ia pun tak lama menyusul. Hanya saja, aku tidak sempat mengawasinya untuk mandi terlebih dahulu sebelum berangkat. Uti-nya sempat agak marah sedikit karena ketika aku mau berangkat Cilla belum mandi hihi. Ketika uti minta dia segera mandi, aku minta kepada mama mertuaku agar dia sebentar saja bersamaku hingga aku berangkat. Aku ingin ia melihatku saat berangkat. Aku pun mengatakan pada Cilla dan meyakinkan uti-nya bahwa ia tetap harus mandi sendiri. Karena aku memang telah mempersiapkan ia untuk mandi secara mandiri dan berharap bahwa hal tersebut dapat berjalan secara konsisten.

Ketika aku tinggalkan pesan seperti itu ia pun mengiyakan. Aku pun memeluknya sambil mengatakan pada Cilla bahwa dia anak yang pintar. Hal yang membanggakan dari diri anak adalah bukan pada awal ketika melatih kemandirian. Tetapi juga kepada bagaimana menjaga agar hal tersebut konsisten diterapkan dan menjadi sebuah kebiasaan yang baik untuk anak.

Good job Cilla, mama sangat bangga padamu Nak. Doa yang baik untukmu selalu Nak.

Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)

#harike-10
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatih kemandirian

Level 2 Day 9 Challenge: Aku Tinggal Kerja

Assalamualaikum

Day 9 (6 days left)

Sabtu, 11 Desember 2017

Challenge
Aku Tinggal Kerja

Harusnya hari Sabtu adalah hari dimana aku bisa meluangkan lebih banyak waktu dengan Cilla. Karena bagi kami berdua Sabtu-Minggu kami off dari kegiatan harian yang membuat kami berdua jadi sering tak bertemu muka, misal aktivitas sekolah maupun kerja asonger-ku. Tau akan hal ini, aku sudah mulai wanti-wanti dari awal dengan mengatakan dari malam sebelumnya bahwa mamanya harus bekerja besok maupun hari Minggu. Aku pun sudah menyampaikan padanya bahwa selama aku bekerja ia akan bersama dengan uti-nya. Ia pun tampak senang dengan hal tersebut, secara juga mingguan jarang ketemu uti.

Aku sadar betul bahwa aku sudah harus berangkat subuh secara tempat kerjaku di daerah Bekasi Timur. Karena harus sampai disana jam 7.30 aku pun harus naik kereta yang awal dari stasiun UI. Itupun untuk mengejar kereta di stasiun Manggarai yang paling pagi.

Oleh karena itu, aku harus bersiap-siap tentang beberapa hal untuk kemandirian Cilla selama ditinggal ke uti-nya. Aku minta dia untuk bangun pagi dan mandi sendiri. Karena aku tidak ingin ia hanya menerapkan latihan kemandirian saat aku ada saja.

Aku pun juga berusaha memberi penjelasan bahwa mau tidak mau mamanya harus bekerja karena ada hal yang harus kita simpan untuk pendidikannya. Aku pun kerap menyelipkan kata bahwa aku sayang padanya.

Aku pun berangkat kerja saat anakku masih tidur terlelap. Aku minta tolong ayahnya untuk memindahkan Cilla ke rumah uti yang masih tetanggaku sendiri. Aku pun diantarkan oleh suami untuk sampai ke satsiun.

Hari itu memang lelah luar biasa. Aku harus bekerja dari pagi hingga sore hari. Setiba di rumah pun sudah hampir jam 8an malam lebih. Anakku masih terbangun saat itu. Dari situ, ia tampak sedikit ngambek padaku. Aku rasa salah satu bentuk "mogok" yang ia lakukan. Nah, kesalahan yang aku lakukan adalah aku sedikit marah padanya. Aku seharusnya menggubrisnya dan memeluk badannya saat itu. Aku rasa saat itu memang saat terlelahku sehingga kurang bisa menerima perbedaan kecil dan emosi kurang terkontrol.

Aku harusnya mengapresiasi kerja kerasnya hari itu. Tapi hal itu terhalangi oleh lelah ataupun bentuk-bentuk pikiran lainnya yang sedang berseliweran tak tentu arah. Aku salah nak. Maafkan mama ya.

Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)

#harike-9
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian

Level 2 Day 8 Challenge Liburan Time

Assalamualaikum

Day 8 (7 days left)

Challenge
Liburan Time

Nah ini adalah tulisan yang tertunda karena aku memang alhamdulillah sedang ada beberapa pekerjaan proyek yang aku ambil. Jadwal rutinitas pun menjadi tersela. Selain juga aku ada peristiwa tertentu yang membuatku harus sangat fokus disini.

Tapi setidaknya ini tidak menjadi penghalangku untuk sementara memenuhi tuntutan tugas. Untuk itu aku tetapkan standar ulang dari 15 pengerjaan tugas menjadi 10 pengerjaan tugas.

Hari setelah pergi ke Ragunan, Cilla pun libur sekolah. Pada hari ini aku tidak memiliki tugas kemandirian berupa mengenakan baju seragam sekolah atau apapun. Aku hanya meminta ia tetap bangun lebih pagi dan bisa mempersiapkan diri di pagi hari sevara mandiri.

Hem..mungkin memang agak meleset karna Cilla tidak bisa bangun pas jam 5 subuh. Tapi setidaknya ia bisa bangun jam 6 pagi. Ia pun setelah bangun bisa melanjutkan dengan mandi dan mengenakan bajunya sendiri. Aku menyelipkan kata-kata bahwa aku bangga dengannya. Aku pun beberapa kali memeluk dan mengecup pipi atau keningnya. Hal ini sebagai bentuk rasa banggaku padanya.

Semoga kelak engkau menjadi anak solehah yang selalu berada di jalan Allah SWT ya nak. Kamu adalah anak yang membanggakan bagiku. I'm proud of you.

Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)

#harike-8
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian

Rabu, 06 Desember 2017

Level 2 Day 7 Challenge: Ragunan way

Day 7 (8 days left)

Assalamualaikum

Challenge
Ragunan Way

Hari ini adalah hari jalan-jalan ke Ragunan. Dari malam sebelumnya ia sudah kuajak bicara bahwa kita akan ke Ragunan. Aku pun tidak ragu, dia pastinya juga sudah ingat betul bahwa akan ada jalan-jalan je Ragunan. Kami pun menyepakati bahwa harus bangun pagi. Aku pun mengatakan bahwa kita harus bangun jam 5 pagi.

Pada dasarnya, Cilla pulang malam bersamaku di H-1. Secara aku harus bekerja dan baru bs tiba sampai di rumah ibuku sekitar abis magrib. Otomatis aku harus "cooling down" terlebih dahulu.

Alhamdulillah...ketika pagi tiba, Cilla bisa aku bangunkan tanpa bersusah payah. Ia bangun pukul 05.00 pagi hari. Ia pun meski agak tergopoh-gopoh bisa meneruskan aktivitas berikutnya yakni mandi dan berpakaian. Bagiku, itu hal yang luar biasa. Bagaimana tidak. Ia masih dalam tahap usia kanak-kanak. Meski malamnya agak lelah, tapi ia tetap memiliki kemauan dari dirinya untuk mengikuti ketetapan yang telah disepakati bersama malam harinya.

Good job Cilla...Mama sangat bangga padamu. Aku kerap memberikan pelukan padanya beberapa kali sambil memgatakan Cilla anak hebat. Selain itu adalah bentuk pujian tetapi juga sebuah doa dari mama. Sangat bersyuku pada Allah SWT bahwa aku diberikan karunia yang luar biasa. Semoga bisa diemban amanah ini.


Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)


#harike-7
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbundasayang
#melatihkemandirian

Selasa, 05 Desember 2017

Level 2 day 6 Challenge: Membiasakan Bangun Pagi

Day 6 (out of 9 days left)

Assalamualaikum

Challenge
Membiasakan Bangun Pagi

Hari ini aku tidak boleh sampai telat lagi. Belom lagi harus kerja, mau tak mau aku harus berangkat lebih pagi untuk antar ke sekolah terlebih dahulu baru ke tempat kerja. Ini menjadi tantangan buat aku dan Cilla.

Kami pun harus bangun lebih pagi. Semalam sebelumnya aku sudah membuat perjanjian dengan Cilla kalau ingin tidak telat berarti harus bangun lebih pagi. Hal ini bermanfaat untuk melatih kemandirian tentang kesiapannya bangun lebih pagi agar nanti ketika sekolah SD yang berjarak dia juga sudah tidak kaget lagi.

Oke ini harus tepat. Kalau aku maupun Cilla ada yang bangun kelamaan, heem...berantakan semua. Tapi setelah aku menaruh keprcayaan padanya dan keyakinan pasti bisa akan bisa.

Besoknya alhamdulillah tepat pukul 5.00 wib aku dan Cilla bangun. Aku pun mandi lebih dahulu dan Cilla setelahnya. Ia pun dengan terkantuk-kantuk tetap semangat menjalani latihan kemandiriannya tersebut.

Ini poto dia ya

Kami sukses menjalankannya. Yeay done challenge.

Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)

Senin, 04 Desember 2017

Level 2 Day 5 Challenge: Aku bisa

Day 5 (out of 10 days left)

Assalamualaikum

Challenge: Aku Bisa

Hari ini adalah hari pertama setelah liburan yang agak panjang untuk Cilla. Bagaimana tidak. Ia bangun kesiangan dan sulit untuk dibangunkan. Emak2 yang satu ini kewalahan untuk bangunin anak yang satu ini. Walhasil, dia pun harus berangkat dan siap-siap mandi di rumah kecapi tempat singgah kami yang kebetulan dekat dengan sekolah. Fiuh darurat sekali.

Mau tidak mau Cilla baru mandi pun mepet lo, jam 07.30. Aku pun setting target waktu padanya, Cilla kita sudah terlambat. Paling tidak kamu punya waktu 10 menit untuk mandi. Kamu harus bisa ya. Dia sih menjawab dengan, "iya Ma".

Tapi, ya ada tantangannya. Ia masuk kamar mandi tapi tidak langsung mandi. Ibarat penyesuaian mungkin dengan si kamar mandi, ia kecipak-kecipuk air dulu. Aduuh mamanya tepok jidat sama tingkah polahnya.

Ia keluar kamar mandi lebih dari 10 menit. Oke sudah pasti ini molor. Aku pun sudah menyediakan baju di tempat tidur. Aku minta dia untuk memakai baju seragam.



Hihi...dia pun tanggap memakai seragamnya meski ada sedikit ketar-ketir waktu. Maaf ya nak biar kamu lebih tahu pentingnya waktu tapi tidak juga pakai kekerasan...hanya ketegasan.

Sempat aku lihat jam dan merasa waktu sudah mepet. Antara pengen buru-buru mengancingkan seragamnya biar lebih cepat selesai dan tidak telat. Tapi, aku urungkan niatku. Aku tanya padanya, "Bisa nak?". Dia jawab, "Aku bisa Ma!". Aku percaya padamu Nak. Aku biarkan dia upayakan sendiri sampai selesai tanpa ada selaan untuk memburu-burunya.

Nah seragam berhasil dikancing dengan rapih dan setara lebih cepat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Aku pun tersenyum padanya tanda kalau aku bangga padanya.

Yeay...today donee

Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)

#harike-5
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kelasbundasayangiip
#iip


Minggu, 03 Desember 2017

Level 2 Day 4 Challenge: Exhausted Part

Day 4 (11 days left)

Assalamualaikum

Challenge: Exhausted Part

Hari ini berada pada titik puncak dimana aku sendiri benar-benar berada pada titik puncak lelah. Ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan karena memang status paruhan wanita rumah tangga dan wanita pekerja. Aku tidak menggunakan asisten rumah tangga jadi aku kerjakan sendiri untuk urusan perumah tanggaan. Selain itu, aku sedang berada di kondisi emosi yang kurang baik sehingga butuh waktu untuk menstabilkan hal di balik beberapa masalah yang muncul. Karena aku tetap bersikeras menjadi bunda yang terbaik bagi anakku. Sestres apapun kondisi tekanan yang muncul. Hanya saja memang akunya menjadi berada dalam kondisi "exhausted".

Ini aku baru kebangun setelah tertidur dari jam 19.00 wib bahkan aku duluan yang tidur daripada anakku. Pada dasarnya, tubuhku sudah memberi tanda bahwa aku lelah. Ia pun men-shut down dengan sendirinya hehehe...So, aku skip untuk dapat outstanding performance. Tapi, posisi untuk menjadi tidak berada di atas membuatku tak menyerah untuk tetap berjuang. Mungkin karena aku sendiri dibesarkan untuk jadi seorang petarung yang tidak mudah menyerah hadapi tantangan. Tapi kalau badan yang sudah mengambil alih sendiri, aku akan kembangkan bendera putih hehehe...alias mengalah pada si tubuh ini.

Hari ini aku pun cenderung skip diantara beberapa waktu sebelumnya. Aku lupa ambil poto karna buru-buru tetangga ada yang nikahan. Jadi, for today "no picture edition". Alhamdulillah anakku tetap mengenakan pakaiannya sendiri meski bukan yang ada kancingnya. Seharusnya aku memang selalu sediakan memakaikan baju berkancing karna membutuhkan kemampuan motorik yang lebih kompleks dibandingkan hanya memasukkan baju kaos ke tubuh. So, hari ini kurang konsisten dgn "challenge" mengenakan baju yang diharapkan ada kancingnya.

Nah itu lah laporan pandang mata per hari ini. Semoga jadi lebih baik untuk esok hari.

Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)

#harike-4
#tantangan10hari
#level2
#kuliahbunsayiip
#melatihkemandirian

Sabtu, 02 Desember 2017

Level 2 Day 3 Challenge: Ingin Berjualan

Day 3 (out of 12 days left)

Assalamualaikum

Challenge:
Ingin Berjualan

Hihihi...hari ini jadwal tidak terlalu padat. Khusus untuk hari Sabtu ini Cilla diperkenankan untuk mandi agak siang dibandingkan biasanya. Setelah selesai mandi, ia pun mengenakan pakaian sendiri (sengaja disiapkan baju berkancing lagi hihi). Berikut penampakannya:



Ketika mengenakan baju, ia tampak mengerjakannya dengan tenang dan perlahan. Hal ini menandakan bahwa ia bersungguh-sungguh untuk mengancingkan bajunya tersebut. Senang ya melihat kemandirian si bocah.

Hari ini ada acara pengajian untuk pernikahan tetangga besok. Aku dan Cilla bersiap-siap untuk ikut di acara pengajian tersebut. Cilla awalnya tampak antusias untuk ikut. Akan tetapi, ketika sudah mulai baca Yasin, Cilla pun mulai mengantuk dan senderan di pangkuan ibunya. Setelah selesai baca Yasin, ia pun diminta untuk kembali ke warung terlebih dahulu. Informasi, Uti (sapaan untuk nenek) Cilla punya warung kelontong.

Setelah acara selesai, kami pun para emak-emak pengajian seperti biasa membawa pulang kantong plastik berisi makanan. Wow, lumayan lah aku tidak harus masak ataupun merepotkan Uti-nya Cilla. Namun sangat disayangkan, Cilla tidak bisa menyuap sendiri. Mau tidak mau akupun harus mendulang Cilla untuk makan.

Ketika waktu sudah mulai malam, Cilla memiliki keinginan untuk berjualan di warung Utinya. Hehehe...ia ingin menjadi penjual katanya. Ketika ada orang datang untuk membeli, ia pun langsung memunculkan dirinya dan menjawab saat pembeli meminta dia untuk memangil Nenek ataupun Kakeknya. Hehehe...meski tidak benar-benar melayani pembeli tetapi lebih kepada mengikuti arahan untuk memberikan kembalian pelanggan, Cilla pun tampak sudah senang. Oke Cilla semoga mimpi yang mulia bisa dimudahkan oleh Allah SWT ya nak agar bisa terwujud. Aamiin..

Yeay Day 3 mission accomplished.

Wassalamualaikum

#Harike-3
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian

Jumat, 01 Desember 2017

Level 2 Day 2 Challenge: Liburan yang Tenang

Day 2 (out of 13 days left)

01 Desember 2017

Assalamualaikum

Challenge: Liburan yang Tenang

Liburan ini adalah perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. Hari ini menjadi hari tenang dimana aku dan anak memiliki waktu untuk berberes rumah bersama hehehe...Hem..tak terasa memang rumah berantakan karena beberapa hari kemarin tidak sempat bebersih yang menyeluruh. Kemudian nengok ke arah tumpukan kertas kerjaan yang belum kepegang.

Nah, karena hari ini tidak ada kegiatan sekolah bukan berarti tidak konsisten untuk menetapkan kegiatan mandiri untuk menjawab konsistensi tantangan Institut Ibu Profesional (IIP) di kelas Bunda Sayang. Kegiatannya masih seputar mengenakan pakaian sendiri dan membersihkan alat makan sendiri.




Nah ini poto dia ketika mengancingkan baju sendiri. Aku sengaja memberikan baju yang ada kancingnya hihi...

Cilla memang pada dasarnya kurang suka untuk dipoto jadi wajahnya bertekuk-tekuk. Harap maklum hehehe...

Itu dia lagi mengancingkan bajunya dengan tekun. Alhamdulillah hari ini tidak ada kancing yang meleat-meleot. Biasanya suka ada yang balapan kancingnya. Aku namun tidak memberikan dia pujian namun lebih kepada ucapan, "Oke sudah ya". Bukannya tidak ingin memberikan reward tapi lebih kepada membiasakan anak bahwa kebiasannya tidak harus selalu dilakukan untuk sebuah pujian. Tapi di dalam hati dan bagaimana gerak tubuhku menandakan bahwa bagaimanapun aku bangga padamu nak.

Setelah selesai mengenakan baju dia pun merasa lapar. Ciri khasnya ketika lapar akan menyeru dengan suara lantang, "Ma appeerr". Oke sang emak pun bergegas untuk ke bawah memasak untuknya. Alhamdulillah dia pun makan sendiri dengan lahap. 

Nah aku pun menambahkan satu tugas mandiri baginya. Hanya saja memang yang ini belum aku buat kesepakatan bersama dengan anak. Hal ini lebih bersifat spontan. Aku pun memintanya untuk menaruh mangkok kotor bekas makannya ke tempat cucian piring dan mencuci piringnya sendiri. 


Dan gadis kecilku melakukannya dengan baik. Walaa...dia mencuci mangkok dan sendoknya sendiri. Ia pun menggosok mangkoknya dengan sungguh-sungguh. Heem...bangga aku nak. Dia pun meletakkan mangkok dan sendok bersih ke rak khusus. 

Yeay! Day 2 challenge done.

Wassalamualaikum

Deeblue (Widita)

#harike-2 
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian