Senin, 13 November 2017

Day 12 Challenge: Ice Breaking

Day 12 (out of 9 days left)

13 Nopember 2017

Challenge
Ice Breaking

Assalamualaikum

Akhirnya kembali pulang kemarin malam dan sempat bertemu dengan suami agak larut. Mungkin banyak yang bertanya-tanya dalam hati. Ini bagaimana ya kok bisa bertemu suami tampaknya sangat jarang bahkan harus malam-malam baru bisa bertemu dan bercengkerama. Bagi aku istrinya ini sudah menjadi suatu hal yang biasa karena ia memang memiliki pekerjaan yang mengharuskannya untuk keluar di malam hari dan harus pulang larut ataupun dini hari. Aku yang mengetahui hal tersebut memilih untuk mendukungnya. Terkadang ada keinginan ataupun hasrat seperti pasangan lainnya yang punya kesempatan untuk lebih banyak bertemu muka dan ada kesempatan waktu bicara yang lebih lama. Tapi, seperti ungkapan yang pernah aku dengar sebelumnya, "Maka pantaskanlah dirimu". Aku selalu berusaha memanfaatkan waktu yang sebentar itu untuk mencium tangan dan mengajaknya berbicara. Tapi balik lagi, aku cari tahu dulu kondisi suami apakah dia berada dalam kondisi bisa diajak berbicara atau tidak.

Tepat semalam jam 1 dini hari, suami akhirnya datang dan mengetuk pintu. Aku pun dengan sempoyongan berusaha untuk membukakan pintu suami, secara masih lelah karena sempat menempuh perjalanan darat selama tujuh jam. Sebelumnya aku melongok ke arah jendela dan memastikan bahwa disitu ada suamiku. Aku pun membuka pintu untuknya sembari melemparkan senyum. Aku juga mencium tangannya dengan lembut, sinyal bahwa aku sangat kangen padanya. Seperti biasa, suami akan menggendong anakku dan membawanya ke tempat tidurnya. Ia tidur di tempat tidur kami sembari menunggu ayahnya. Saat digendong ke tempat tidurnya, ia terbangun dan kembali minta untuk ditemani. Kini, ayahnya yang menemaninya sampai ia tertidur.

Aku sempat mengajaknya bicara perlahan saat aku tengah menunggunya menemani si buah hati. Aku akui pembicaraan kami dimulai dengan hal yang terlalu berat. Aku yang pada dasarnya memang sedang lelah tetapi masih berupaya untuk memulai komunikasi dengannya. Aku rasa karena aku rindu pada suamiku dan ingin memperlama waktu untuk bisa berkomunikasi dengannya namun salah penentuan tema. Sekali lagi kelelahan dapat mempengaruhi kondisi kita dalam berkomunikasi. Emosi yang berkecamuk ini terkadang bisa membuat kita mengeluarkan kata-kata yang kurang tepat. Suami pun bukan menjadi lebih rileks malah merasa pusing. Suasana pun kembali tidak kondusif untuk meneruskan komunikasi. Kami pun menyudahi percakapan tersebut.

Ada baiknya ketika berada dalam kondisi lelah, tidak sepatutnya kita memaksakan diri berkomunikasi dengan pasangan. Kita perlu melakukan "break" terlebih dahulu. Lebih tepat bagi kita untuk memanfaatkan waktu dimana kita sama-sama lebih bisa rileks dan berpikir secara terbuka. Kami bisa merencanakan waktu untuk berbicara berdua dengan lebih baik. Yang pasti aku kangen ingin duduk bersama dengannya sembari berbicara tanpa harus ada kaitannya soal pekerjaan atau mencari uang. Atau ia melihatku tengah berbinar-binar sambil saling bertatapan satu sama lain walau tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami. Hehehe...Aku kangen suamiku. Kapan kita bisa atur waktu ya suamiku...

Wassalamualaikum 

Deeblue (Widita)

#hari12
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


Tidak ada komentar:

Posting Komentar