Day 1 (16 days left)
Games Level 2 Challenge
Chapter 1: Mengenakan Pakaian Sekolah Sendiri (+bonus makan mie sendiri)
Assalamualaikum
Again...masuk games level 2 Chapter 1. Yeay...Tantangan kali ini aku akan berpartner dengan si cilik Naysilla Zafira Chyara Setiawan atau biasa dipanggil Cilla hihihi...
Ini dia si Cilla 6 tahun yang lalu tepat di tanggal 28 November 2017. Itu adalah saat bersejarah dari kelahiran buah hati pertamaku dan semoga bukan yang terakhir ya sayang.
Sedikit review untuk lebih mengenal Cilla. Kata orang kalau tidak kenal maka tidak sayang kan. Dia adalah anak perempuan dengan rambut sebahu berkulit sawo matang. Yang paling menonjol pada dirinya adalah sangat aktif bergerak. Layaknya anak laki-laki, ia senang loncat sana-sini serta melesat berlari cukup kencang. Orang pun kerap mengatakan bahwa baterainya sangat tahan lama seperti tidak kenal lelah. Oh sayangku aku sangat bangga padamu Nak. Aku bersyukur ya Allah SWT untuk berkah indah yang telah kau berikan ini. Semoga kedua orang tuamu masih bisa mengemban amanah yang luar biasa ini ya Nak.
Tugasku kali ini kudu memilih kemampuan kemandirian yang ingin ditingkatkan. Aku memilih mengenakan seragam sekolah sendiri. Kenapa? Sebenarnya dia sudah mandiri untuk mengenakan seragam sendiri. Akan tetapi hal tersebut masih belum konsisten dan masih cenderung belum dikerjakan dengan tepat. Harapannya selama lima hari ini target dia bisa konsisten memasang sendiri seragam dengan rapih. Walhasil mama dan anak telah membuat kesepakatan di pagi hari, taruhlah sebuah kontrak lisan bahwa ia akan memakai seragam dengan rapih. Heem...tentu akan ada evaluasi di tiap pagi berangkat sekolah. Yeay...
Aku memang sudah punya dasar dari teori yang aku pelajari sebelumnya di kampus bahwa anak memiliki perkembangan kemampuan berpikir yang akan bergerak keatas sesuai dengan usianya. Oleh karena itu, aku menggunakan skema tersebut untuk menstimulus apa yang memang sudah ada pada diri anak tersebut. Salah satunya adalah melalui kemandirian. Yes, kemandirian adalah fondasi anak untuk memiliki keyakinan yang kuat akan kemampuan yang ia miliki.
Piaget sangat tertarik dengan dunia perkembangan kognitif anak bukan hanya sekedar berdasar pada seberapa baik ia akan berhitung, mengeja, ataupun menyelesaikan masalah seperti yang kita tahu sebagai IQ (taraf kecerdasan). Ia lebih tertarik untuk mengulas konsep dasar seperti ide akan angka, waktu, kuantitas, sebab-akibat, keadilan, dan seterusnya. Oleh karena itu pada tahun tersebut, ia adalah psikolog pertama yang membuat penelitian sistematis tentang perkembangan kognitif anak yang bersifat hirarki. (1936, https://www.simplypsychology.org/piaget.html) dan (https://www.kompasiana.com/rofiqohlaila8/piaget-dan-teori-tahap-tahap-perkembangan-kognitif_5539f9b96ea8348709da42ce).
Berikut adalah teori perkembangan kognitif yang disampaikan oleh Piaget (1936):
1. Tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun)
Perkembangan dari kegiatan motorik dan persepsi yang sederhana, menggunakan pengolahan otak paling sederhana yakni skema. Pembeda yang penting pada tahap ini adalah bahwa mereka tahu bahwa objek itu akan tetap ada meskipun disembunyikan.
2. Tahap Preoperational (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini pembedanya adalah pemaknaan akan simbolisasi pada suatu objek ataupun simbol tanda berdiri untuk suatu hal di luar dari hal tersebut. Pada tahapan ini anak masih kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Pemikirannya memang masih berputar pada dirinya saja atau disebut, egosentris. Mulai berkembang konsep intuitif. Anak pun mulai bisa mengelompokkan suatu benda dalam suatu kriteria atau klasifikasi tertentu.
3. Tahap Concrete Operational (usia 7-11 tahun)
Menurut Piaget, ini adalah tahapan yang paling penting karna disini mulai muncul logika dan pemikiran yang bersifat operational untuk benda-benda yang bersifat konkrit. Proses operational berarti sudah bisa berimajinasi ataupun membayangkan di kepalanya tentang suatu proses kerja. Anak sudah memiliki kemampuan untuk memikirkan kemungkinan. Akan tetapi, anak belum mengetahui tentang prinsip-prinsip suatu hal. Anak belum mampu berpikir secara abstrak.
4. Tahap Formal Operational (usia 11 tahun keatas)
Anak sudah mampu berpikir dengan logis dan abstrak. Anak sudah memiliki kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan, dan mengembangkan hipotesa.
Sejalan dengan hal tersebut, "Guru Neuropsikologi-ku" pernah mengatakan bahwa memang pada dasarnya otak itu kalau tidak salah sinaps ya (semacam tentakel penerima neuron)...hehehe sudah agak lama nih mata kuliahnya, memiliki loncatan listrik (neuron) yang menyambungkan satu bagian sinaps dengan sinaps lainnya. Kilatan listrik itu lah yang membuat otak kita berkembang dengan baik. Nah, si loncatan listrik itu lah yang akan banyak menyambung sedari kecil berkembang terus berdasarkan pada stimulus yang kita berikan. So, memang stimulus yang tepat akan menambah banyak sambungan tersebut lo...dan membantu perkembangan otak. Tidak hanya stimulus tetapi benturan ataupun goncangan pada kepala juga bisa berpengaruh pada matinya loncatan listrik di dalam otak. Bersyukur Allah SWT menciptakan tempurung otak kita sangat keras dan struktur tulangnya paling keras di tubuh kita (kalau tidak salah ya, CMIW hwekekeke bukan mahasiswa kedokteran, cuman seingatnya saja hihihi...)
Aku pun sudah mulai melakukan stimulus terhadap anak termasuk kemandirian. Aku pun sudah memulainya semenjak ia berusia PAUD yakni 4 tahun. Aku sudah memberikan contoh kepada anak tentang memakai baju seragam sendiri. Baju seragamnya pun memiliki kancing-kancing yang tentu ia akan mengalami kesulitan disitu. Meski begitu, aku tetap yakin bahwa semua itu harus melalui stimulus dengan harapan otaknya akan mengalami perkembangan yang signifikan. Dalam usia 4 tahun, ia masih berada pada tahap Preoperational yang akan membutuhkan petunjuk yang jelas dan konkrit. Aku tidak bisa hanya berandai-andai tapi harus juga dikerjakan di depan matanya. Aku pun mengajarkan Cilla sembari mengoceh bahwa ini ada kancing nak. "Coba lihat kancingnya ada lubangnya juga harus dimasukkan kancingnya ke dalam lubang yang sejajar dengannya", sambil diperagakan.
Awalnya tentu memang akan kesulitan, tapi dengan beberapa kali contoh dan dipercayakan juga untuk mencoba sendiri ia pun akhirnya bisa meski masih berantakan. Untuk anak segitu loh, berhasil dengan hanya mengancingkan baju sudah jadi hal yang luar biasa baginya. Wow ternyata aku bisa ya kancingin baju. Aku selalu berusaha menyelipkan keberhasilan terkecilnya pun dengan kata-kata pujian, "Wah Cilla pintar ya". Alhamdulillah ia pun menjadi lebih berani untuk mencoba hal baru dan terlihat lebih mandiri untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
Per today, Cilla memang punya semangat untuk mengerjakan tugasnya sendiri. Hal ini juga didukung dengan semangat yang cukup kuat untuk pergi ke sekolah. Sedari kecil aku selalu berupaya menciptakan suasana bahwa sekolah itu menyenangkan. Kamu bisa belajar banyak hal, bertemu teman, dan hal baik lainnya. Well, pagi tadi Cilla sudah mandi sendiri dan selesainya mengenakan seragam sendiri. Memang pada dasarnya ia senang bergerak aktif, belum selesai mengenakan seragam dengan rapih (alias rok masih meleat meleot kesana kemari dan resleting masih di depan hehehe) aku pun mengingatkannya dan tidak berupaya untuk merapihkannya langsung. Awalnya sempat sudah kekeh bahwa sudah rapih. Lalu aku beritahu persis letak ketidakrapihannya dimana tanpa menunjuk. Ia pun mencari sendiri letak kesalahannya dan disitulah diaaa...taraaa...menemukan si resleting yang masih nongol di depan. Ia berekspresi oh tidak hahahaha....Ia juga segera beranjak berdiri dan memperbaiki letak roknya sembari berjalan hihi. Setelah selesai ia pun kembali padaku untuk menunjukkan bahwa sudah benar. Aku bilang, "Oke sudah benar Nak. pinter ya, kan kalau begitu enak dilihatnya".
Memasang rok seragam dengan benar memberikan banyak pelajaran berharga. Ia jadi lebih tahu bahwa oke mengerjakan sesuatu tetap harus ada aturan yang diberlakukan. Ia kudu ikut aturannya. Ia tahu bahwa hal tersebut memberikan manfaat yang baik dengan rapih enak dipandang mata. Yes!
Nah tadi belum sempat terpoto untuk kegiatan mengancing baju sendiri. Adanya poto ketika dia suap makan mie sendiri hehehe. Ini juga tadi dia kurang yakin menyuap sendiri karena mie biasanya harus dipotong pendek-pendek dengan sendok oleh mamanya. Setelah aku yakinkan bahwa dia bisa jadilah dia bisa dan yeay jepret. Jadi disisipin poto itu dulu ya.
Tantangan day 1 terpenuhi mari kita lihat besok.
Wassalamualaikum
Deeblue (Widita)
#harike-1
#tantangan10hari
#level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian


Tidak ada komentar:
Posting Komentar