Jumat, 05 Oktober 2018

Level 11 Day 2 Challenge: Review kelompok 2 Tiga Adab Utama Pendidikan Seks Usia Dini


Assalamualaikum

Day 2 (out of 9 days left)


Challenge
Review kelompok 2 Tiga Adab Utama Pendidikan Seks Usia Dini

Kelompok 2. Selain saya selaku moderator, ada mak mak kece, Mak @Ayuk Hamasah , Mak @Mbak Dara MIIP Depok , dan Mak @Mbak Debbie Ryanata IIP Bunsay Depok #3 yg akan memaparkan materi

Berikut penjelasan presentasi yang dikemukakan oleh kelompok 2. Mohon disimak ya:




Di era digital ini, tidak bisa kita pungkiri bahwa segala macam informasi dapat dengan mudah kita peroleh. Selain dari media gadget, televisi, dan media elektronik lainnya, derasnya arus informasi juga bisa datang dari lingkungan sekitar, seperti teman atau tetangga. Jadi, walaupun di rumah sudah diupayakan free gadget atau televisi, kita sebagai orangtua masih susah menyaring informasi dari lingkungan kita.


Hal yang bisa kita lakukan sebagai orangtua adalah membekali anak sedini mungkin dengan pendidikan seksual yang layak, sesuai ajaran agama.













Sayangnya, seringkali orangtua merasa tabu mengajarkan pendidikan seksual kepada anak. Apakah boleh berbicara secara eksplisit kepada anak tentang seks, khususnya ketika masih usia dini? Bagaimana caranya? Dan bagaimana panduan Islam mengajarkan tanggung jawab orangtua dalam pendidikan seks anak usia dini?
Bagi orangtua yang masih bingung, di antara boleh dan tidak menjelaskan secara gamblang tentang pendidikan seks usia dini, ternyata hal tersebut telah terjawab dalam beberapa dalil-dalil syar'i.

Banyak ayat yang menceritakan tentang hubungan seks, penciptaan manusia, dan perbuatan keji (zina), yaitu:

Q.S Al Mukminun [23]: 13
Q.S Al Insan [76]:2
Q.S Al Ahqaf [46]:16

Ayat-ayat Al Quran di atas dengan jelas membicarakan tentang tempat yang menjadi tempat keluarnya anak, tentang nutfah dan perkembangannya di dalam rahim perempuan, tentang penciptaan manusia dari campuran dua macam nutfah, sperma laki-laki dan sel telur perempuan, serta perkara lainnya yang berhubungan dg seks dan hasratnya.

Nah, bagaimana anak-anak berusia dini dapat memahami tafsir ayat-ayat tersebut jika tidak dijelaskan dengan gamblang oleh pendidiknya (khususnya orang tua sebagai pihak pertama dan utama pendidikan anak)?

Dari sini kita dapat menyadari pentingnya tadabur Al Quran, bahwa Al Quran  mencakup sejumlah wawasan yang berkaitan dengan seks. Teruntuk anak usia dini, penekanan mengajarkan ADAB sebelum ILMU terkait permasalahan seks juga sudah banyak termaktub dalam dalil-dalil syar'i. Lantas apa saja Adab yang sebaiknya diajarkan oleh orang tua dimasa kanan-kanak terkait pendidikan sex?

Kita bahas satu persatu yuks.. 



Berikut penjelasan tentang adab yang pertama 

ADAB MEMINTA IJIN 

Q.S An Nur [24]: 58-59
"Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di antara kamu, meminta izin kepada kamu pada tiga kali (kesempatan), yaitu sebelum sholat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan setelah sholat isya. (Itulah) tiga aurat (waktu) bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu; mereka keluar masuk melayani kamu, sebagian kamu atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur dewasa, maka hendaklah mereka (juga) meminta izin, seperti orang-orang yang lebih dewasa meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."

Nah, pendidikan anak usia dini yang menekankan pentingnya menanamkan adab sebelum ilmu, membantu orang tua menjelaskan permasalahan seks secara sederhana tapi gamblang (insyaAllah penuh hikmah) bagi anak-anak.

Dari ayat tersebut di atas, orang tua dapat mulai:
1. Mengenalkan adab masuk kamar orang tua, mulai dengan membiasakan mengucap salam atau mengetuk pintu terlebih dahulu.
2. Mulai mengenalkan 3 waktu dan keadaan, yakni apa itu dan kapan waktu sebelum sholat fajar, waktu tengah hari, dan waktu setelah sholat isya'.
3. Anak berwenang penuh atas tubuhnya. perihal meminta izin bukan saja dibiasakan kepada anak, tetapi juga pada orang tua. Dalam hal ini orang tua sebaiknya perlu meminta izin jika ingin menyentuh anak, misalnya memeluk atau mencium. Mungkin banyak orang yua yang merasa hal ini bukanlah masalah karena itu merupakan upaya menunjukkan rasa sayangnya pada anak. Akan tetapi pernahkah terbayangkan bagaimana suatu saat nanti, diluar sana ada orang lain yang ingin menyentuhnya dengan alasan 'sayang'?  Sungguh berbahaya bukan? Maka sebaiknya orang tua pun membiasakan diri meminta izin pada anaknya, dan anak punya hak penuh untuk keputusannya, mengizinkan atau tidak. ( ref : ruasdito )

Kegiatan pembiasan memasuki kamar dengan ijin, dan pengenalan 3 konsep waktu tentu sangat menarik bagi anak-anak. Tak terasa, mereka dibawa pada pemahaman lebih mendalam tentang dasar-dasar etika/adab bersama keluarga. Sehingga anak tidak dikagetkan ketika ia memasuki kamar ortu/ orang dewasa yang sudah menikah, dengan keadaan yang tidak baik untuk dilihat.

Maka, meminta izin menjadi salah satu adab utama sebagai acuan dalam mengajarkan anak sejak dini terkait seks. Mulai kita membangun rasa malu yang terpuji pd diri anak, mengenalkan bagaimana interaksi antar anggota keluarga yang baik, dan adab-adab dalam islam yang luhur.

Pada uraian ttg adab meminta izin, sy ingin mnjelaskan ttg pembiasaan anak agar selalu meminta izin ketika akan memasuki kamar orang tuanya, oada waktu-waktu ketika mereka pada saat itu tidak ingin atau tidak boleh dilihat oleh anak-anak. Al Quran telah menjelaskan dengan rinci tentang adab keluarga tsb dg penjelasan yang sangat jelas.

ADAB MELIHAT

Adab Melihat menjadi pokok pembahasan utama berikutnya, karena hal ini termasuk perkara penting yang harus diperhatikan oleh para pendidik (ortu). Mengajarkan adab melihat kepada mahram atau bukan mahram, batas aurat yang tidak boleh dilihat atau yang dianggap boleh dilihat secara umum, khususnya kepada anak saat masih dalam usia kanak-kanak bertujuan agar anak mengenal dan terbiasa mengetahui mana yang halal untuk dilihat dan mana yang haram. Sebab, dalam pandangan itu terdapat kebaikan untuk dirinya dan keistiqamahan akhlaknya saat ia mencapai usia balig dan dewasa.
 Berikut ini uraian adab melihat lawan jenis yang harus diajarkan, dikenalkan dan dibiasakan pada anak sejak dini:

1. Mengenalkan konsepsi diri (gender)
2. Mengenalkan konsep "mahram", dari pengenalan mengenai siapa saja keluarga inti dan keluarga besar hingga ke nasab.
3. Pengenalan anggota tubuh, kemudian memperluas dengan identifikasi konsep "aurat".
4. Membiasakan adab yang baik dalam pergaulan. Mulai kenalkan konsepsi "ikhtilat" (campur baur antara laki-laki dan perempuan) serta konsepsi "khalwat" (berdua saja dengan lawan jenis yang bukan mahram).
5. Membiasakan mengalihkan pandangan dari yang bukan mahram jika tidak ada tujuan tertentu melihat.
6. Menanamkan kewaspadaan atau penjagaan diri sendiri, terkait aurat pribadi.
7. Menanamkan adab saat ke tempat pemandian umum, khususnya bagi anak-anak perempuan agar dibatasi/ dilarang.
8. Memastikan bahwa di usia 4 tahun anak sudah menyadari bahwa dirinya memiliki aurat (kemaluan dan pantat) yang harus dijaga.
Maka penting, di usia 4 th anak telah terbangun kesadarannya melakukan konsep "thoharoh" (bersuci) secara mandiri seperti menjaga kebersihan mulut, alat kelamin, cara wudhu, mandi dll.

Adab Melihat yang dikenalkan dan dibiasakan kepada anak-anak khususnya usia ini harus diperhatikan oleh setiap pendidik dengan menekankan pada pemberian keteladanan yang baik dalam mengamalkannya. Sehingga, kemampuan mengajarkan kepada anak dapat lebih mendalam, karena anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Maka, "berikan keteladanan dan ajarkan, insyaAllah berbuah pengamalan."

ADAB MENJAUHKAN DIRI DARI HASRAT & RANGSANGAN SEKSUAL

Tau fenomena tiktok mak?
Pernah lihat ortu posting video anaknya joged sambil nyanyi lagu dangdut ala tiktok?

Walau cuma buat lucu2an tapi sadarkah kita bahwa itu adalah pintu masuk rangsangan seksual bagi anak yg notabene nya sedang menyerap semua informasi yg diterimanya, tanpa tau mana yg baik atau buruk.. "lucu sih.."jawaban simple para ortu.. duh, ibaratnya setan itu jangan ditantangin mak!!
Disinilah tanggung jawab pendidik (ortu) dalam mengajarkan dan menjauhkan anaknya dari hal-hal yang mengundang nafsu dapat terwujud dalam dua sisi:

1. Pengawasan Internal
tidak memberi kesempatan anak melihat adegan tidak senonoh
ortu menyadari bahaya keberadaan tv, media sosial, dll
tidak membiarkan anak bertindak semaunya tanpa pengawasan, seperti melihat konten nyanyian dan gambar sekalipun kartun tapi banyak kartun yg mensisipi dengan unsur ikhtilath dan  pornografi,

2. Pengawasan Eksternal
Bijaksana mengenalkan media sosial dan perangkatnya
Menjauhkan mengenalkan bioskop
Mengenalkan dan membiasakan diri anak dengan identitas dan prinsip-prinsip Islaminya (mawas diri terhadap pengenalan busana membuka aurat/ trend busana masa kini)
Memastikan lingkungan tumbuh kembang anak adalah lingkungan yg aman dari tindakan zina
Menjauhkan anak dari pemandangan yang mengumbar aurat di lingkungan masyarakat atau media sosial
Menjauhkan anak dari pergaulan bebas
Menyarankan mendekati teman yang shalih

Ada juga sarana lain bagi kita sebagai orang tua untuk memasukkan pendidikan2 positif terhadap anak seperti berikut :
1 Memberi kesadaran ➡ jelaskan ALASAN kenapa melakukan suatu hal
2 Memberi peringatan ➡ jelaskan KONSEKUENSI melakukan sesuatu terutama hal yg dilarang
3  Memberi ikatan/aturan ➡ tanamkan NORMA2 keluarga, budaya, sosial dan paling utama adalah agama. Meyakini bahwa Allah selalu mengawasi hambaNYA.


 Jika anak sudah dikenalkan dan dibiasakan terdidik dengan iman kepada Allah maka pasti menjadi manusia yang benar dan tumbuh menjadi pemuda yang bertakwa, tak mudah tergoda syahwat, insyaaAllah. 

Demikian uraian mengenai presentasi dari kelompok 2. Berikut masuk ke dalam sesi pertanyaan:

Pertanyaan:
Q: Mak..di pengawasan internal td ada point menjauhkan mengenalkan bioskop ke anak, kmrn saya baru liat ada sekolah yang kegiatannya menonton di bioskop breng gurunya, walaupun itu mngkin emang film anak2 tp gmn klo.ky gt mak? Apa kita memperbolehkan anak kita? Sedangkan dengan sekali nya kita biasakan ank ke bioskop pasti bakal mnt lg 
A: Nah ini mak, memang ada yg sudah masuk ke kurikulum sekolahnya.. sependek pengetahuan saya yg tidak diperbolehkan di bioskop adalah tempatnya mak.. tempatnya gelap, walau rame tapi kita gak tau apa yg orang lain lakukan saat lampu mati.. bisa terjadi ikhtilath atau bahkan lebih

Q: Izin bertanya Mak @Mbak Auliya MIIP Depok
Bagaimana mengajarkan adab ini ke anak balita?
Saya sendiri merasa sangat menantang. Terutama segi bahasa agar mudah dimengerti balita. Apa lg balita sangat kepo🤭
A: Teorinya sih Dijelaskan mak, lalu diingatkan dan sambil diawasi.. yg ini juga masih belum banyak praktek saya

Q: mak aku mau tanya tentang pengenalan bioskop. akhir2 ini kan beberapa kali ada ajakan untuk ke bioskop meramaikan menonton film Islami, supaya bioskop nantinya lebih banyak menampilkan film islami jadi kita nantinya punya pilihan kalo memang mau menonton di bioskop. ini kan tadi dijelaskan menjauhkan mengenalkan bioskop, memang sebaiknya bener2 menghindari bioskop atau gimana ya mak?
A: Disini kita membentengi anak2 jangan sampai melihat hal yg tidak sepatutnya dia lihat, seperti yg dikhawatirkan pada adab izin mak
A: Terkait sm adab melihat,

Banyak yg pacaran riwa riwi di bioskop, atau iklan yg.. hem, atau justru konten filmnya #jd inget kontroversi frozen, bhkn kartun
A: Oh iyah.. he em.. ndak terelakkan, sudah jamannya yak..

Tp balik lagi, bahwa dasar pengenalan adab utama ini untuk anak usia dini, kalau pengawasan dilakukan sejak dini, maka diharapkan saat mumayiz  atau tamyiz, usia lebij dr 7 bs lebih dpt brpikir matang ttg apa yg boleh dan ndak.. 

Tugas utama kita sbg ortu adalah memantaskan diri, agar dapat HIKMAH (faham Qur'an wa Sunnah,  bijaksana dan pandai bertutur kata) , murnikan TAUHID dan pandai bersyukur.. (kata Aa Gym)
Bagi yg memperbaiki diri, insyaAllah, Allah beri hikmah dalam tutur katanya, Allah mudahkan jadinya jalan kebaikan juga bagi pihak lain..
Secara fitrah, akan buanyaakkk episode hidup kita bersama anak2 yg mngantar kita pada "duh, ngomong apa yak, gimana yak".. tak sadar, Allah mentarbiyah kita juga. Entah ujug2 kita dibimbing Allah saja berkata yg ndak kepikiran kayaknya susah dicerna. Anak malah nangkep


Menjadi teladan >> mengajarkan >> insyaAllah jadi amalan dan diamalkan

Wassalamualaiku

Deeblue

#bunda sayang
#fitrah seksualitas
#game level 11


1 komentar:

  1. mungkin kalau di-resume, ketiga adab itu sumbernya dari adab malu ya mak.. cmiiw

    BalasHapus