Jumat, 05 Oktober 2018

Level 11 Day 5 Challenge: Review kelompok 5 Tarbiyah Jinsiyah Untuk Anak Usia Tamyiz (7-10 tahun)


Assalamualaikum

Day 5 (out of 5 days left)


Challenge
Review kelompok 5 Tarbiyah Jinsiyah Untuk Anak Usia Tamyiz (7-10 tahun) 

Berikut pembukaan dari kelompok 5
Apa kabar mak-mak semuanyaaa??


Semoga semuanya dalam kondisi sehat, bahagia, dan masih selalu bersemangat menimba ilmu yg bermanfaat di games level 11 kelas bunsay ini, aamiin..
Sedikit selingan nih..

Klo buat saya, games level 11 ini games paling seruuuu, ya ngga sih mak?

Berasa kaya kuliah lagi.. ada pengelompokan, kita cari tema, cari referensi, diskusi, bikin media presentasi, dan kemudian presentasi kelompok plus tanya jawab
Baiklah, kita mulai presentasinya yaa..

Silahkan disimak yaa mak-mak, kita sama2 belajar

Monggo yg mau gelar tiker, siapin cemilan, jangan lupa buku catatan dan pulpennya 📝
Sebelum saya mulai pembahasan, perkenalkan anggota kelompok kami..

Ada
Mak @Ami yang nama aslinya Haminati Sarikha D
Mak @Mbak Henny MIIP Depok
Mak @Mbak Hani MIIP Depok
Mak @ifni husnulkhotimah
Dan saya sendiri Ika Ermawati





Kaidah-Kaidah Tarbiyah Jinsiyah, yaitu :

1. Memerlukan waktu & tahapan, bukan penjelasan yg singkat & tiba2

2. Merupakan ilmu untuk menjaga kesucian, karenanya perlu disampaikan dengan cara yang suci

3. Memberikan pengetahuan yg baik dan benar. Mengapa? Sebab jika anak tidak mendapat dari sumber yg jernih, maka ia akan mencari tahu dari sumber yg keruh

4. Fiqih adalah pintu masuk utama & mulia untuk memulai pendidikan seksual, sebab bernilai ibadah. Urutan2 bab dalam kitab fiqh bukan tanpa alasan, para ulama terdahulu menyusunnya sesuai dgn kebutuhan manusia

5. Memerlukan ketenangan & kesiapan org tua ketika menjawab pertanyaan anak seputar hal ini. Jawablah dgn baik & benar sesuai dgn usia anak

6. Jadikan kisah tumbuhan & binatang sebagai ilustrasi, misal proses penyerbukan bunga

7. Membatasi detailnya penjelasan agar tidak mengotori otak anak dan membangkitkan syahwat

8. Jangan ada kebohongan dalam menyampaikan hal ini

9. Ada pembahasan yg berbeda antara laki2 perempuan, karenanya jangan dijelaskan bersama2 antara laki2 & perempuan

10. Penjelasan seksual diberikan hanya kepada mereka yang bertanya (itupun dengan penjelasan yang amat terbatas). Adapun bagi mereka yang tidak bertanya & tidak sibuk memikirkannya maka tidak boleh dibangkitkan pikirnnya dengan penjelasan yg tidak ia butuhkan

Kaidah-kaidah bisa dijadikan panduan kita dalam mendidik anak, mengarahkan mereka agar selalu terjaga fitrah seksualitasnya
Berikut pembahasan yaaa


Sekarang saya mau membahas tentang Tamyiz




Dalam kajian fiqh, Tamyiz artinya mampu membedakan baik & buruk, dalam artian seseorang sudah dapat menilai sesuatu bermanfaat atau tidak bagi dirinya.
  •  perkembangan akal & nalarnya tumbuh pesat
  • kesadaran akan lingkungan sosial & aturan2 yg berlaku sudah mulai tumbuh
  • semua aspek fitrah, bergerak dari fase konsepsi kepada fase potensi
  • Fitrah keimanannya bergerak dari penguatan konsep Rubbubiyatullah kepada Mulkiyatullah yaitu taat kepada Allah sbg Raja, Sang Pengatur, Sang Pemimpin




Fase ini dimulai sejak usia 6-7 tahun hingga baligh.

Disebut dengan Tamyiz karena ketika itu, minimal anak sudah dapat membedakan antara kanan & kiri.

Dalam sebuah hadist dijelaskan, ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, "kapan anak mulai diperintahkan untuk sholat?" Rasulullah SAW. menjawab, "ketika anak sudah dapat membedakan antara kanan & kiri (tamyiz)" (HR. Baihaqi)
Bagaimana Perkembangan Anak Usia Tamyiz (7-10 tahun) dalam kajian Pendidikan Berbasis Fitrah?

Secara fitrah, anak usia 7-10 tahun :
➡ Hal ini selaras dengan perintah sholat yang dimulai saat usia 7th

Fitrah seksualitasnya bergerak dari konsep gender kepada kesadaran potensi gendernya sbg lelaki sejati ataupun perempuan sejati
➡ Di usia ini anak laki2 didekatkan ke ayah agar belajar berbagai peran keayahan dan kelelakian, anak perempuan didekatkan ke ibu agar belajar berbagai peran keibuan dan keperempuanan

(Ust. Harry Santosa)
Usia Tamyiz memiliki kedudukan yang penting dalam hukum syariat & kehidupan sosial yaitu :

1. Anak terlepas dari masa hadhonah (pengasuhan)
Sehingga seorang anak diperbolehkan utk menentukan dengan siapa ia akan tinggal bersama (jika kedua org tuanya berpisah).
Hal ini termaktub dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Dawud no. 2277, dikisahkan ada seorang wanita yang mendatangi Rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam, ia mengadu, “Suamiku ingin membawa pergi anakku,” maka Rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam bertanya kepada anak itu, “Wahai anak kecil, ini adalah ayahmu dan itu ibumu. Pilihlah siapa yang engkau inginkan! Anak itu kemudian menggendeng tangan ibunya dan kemudian mereka berdua berlalu.
➡ Hal ini menunjukkan bahwa 
❣ memasuki usia ini anak sudah harus bisa mandiri (bisa mengurus dirinya sendiri) spt makan, minum, istinja', dst
❣ memasuki usia ini anak sudah mampu membuat pilihan (yang menurutnya baik) utk dirinya

2. Rasulullah SAW. memerintahkan anak usia 7th untuk melaksanakan sholat
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perintahkanlah anak-anakmu shalat pada umur tujuh tahun dan pukullah atas hal tersebut jika telah berumur sepuluh tahun, serta pisahkanlah mereka dari tempat tidurnya.” (HR. Abu Dawud)

3. Anak laki2 usia tamyiz memiliki kedudukan dalam hukum menutup aurat bagi wanita
Wanita disebutkan hanya boleh memperlihatkan auratnya (sebatas perhiasan) pada anak2 yg belum mengerti aurat/belum tamyiz (QS. An Nuur : 31)
➡ Artinya anak laki2 usia tamyiz dianggap sudah mengerti aurat wanita

4. Pada umumnya, usia 7th adalah usia memasuki sekolah dasar
➡ Artinya,
- secara akal anak sudah siap (menerima berbagai ilmu pengetahuan)
- anak sudah siap mengikuti aturan
- anak mulai mendapat banyak pengaruh dari luar (lingkungan sosial)

Dan yang tidak kalah penting adalah,

5. Ketika memasuki usia Tamyiz ini, artinya selangkah lagi anak akan masuk ke usia baligh dimana ia akan menerima kewajiban syariat (taklif) dan segala perbuatannya akan dihisab
➡ Sangat penting bagi org tua utk membekali anak dengan berbagai pemahaman tentang kewajiban2nya tsb, termasuk membekali anak dgn berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan kehidupan di masa yg akan dating
Sebagai penutup dari bagian pendahuluan ini, saya akan share tulisan Ust Budi Ashari, Lc. dalam salah satu bukunya, yang berbicara tentang mempersiapkan masa baligh

Materi yg rameee bgt didikusikan disini tadi malam yaitu tentang persiapan memasuki masa baligh

Silahkan disimak ya mak-mak

Semoga bisa menambah semangat dalam mempersiapkan dan mendampingi anak2 kita memasuki gerbang taklif/baligh
Bagaimana mempersiapkan masa baligh?

Mempersiapkan masa baligh berarti juga mempersiapkan generasi muda yang kokoh dan meyakinkan, sebagaimana Al-Qur’an telah menggambarkannya sebagai sosok yang matang secara mental, kokoh dalam tauhid, berkata ‘tidak’ pada kemaksiatan, sekaligus berani melawan kezhaliman.

Baligh, Tak Sekadar Fase Hidup

Seiring proses kehidupannya, seorang anak akan mengalami perubahan secara fisik maupun psikis, dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Di antara dua masa tersebut, ada masa peralihan, yang biasanya dikenal dengan istilah remaja atau masa puber. Fenomena menarik yang perlu dikritisi oleh para pakar adalah memendeknya usia pubertas anak-anak kita hari ini, yang ditengarai bukan semata-mata disebabkan oleh asupan nutrisi, melainkan karena paparan dan rangsangan seksual yang begitu agresif dan terlampau dini.

Kecenderungan ini pun menumbuhkan fenomena baru, yaitu fenomena anak-anak baligh tetapi belum akil. Matang secara fisik namun tidak diimbangi kematangan mental dan pemikiran. Baligh yang tidak integral. Padahal dalam pandangan Islam, fase kehidupan manusia hanya terbagi menjadi dua tahap, yaitu fase kanak-kanak dan fase dewasa atau baligh.

Adanya perbedaan di antara dua fase ini didasarkan pada pembebanan hukum syariah (mukallaf). Seorang yang telah dewasa (baligh) dan memiliki akal yang sehat, praktis akan dihadapkan pada konsekuensi dan tanggung jawab penuh terhadap seluruh perbuatan yang dilakukannya. Dia mendapat pahala dengan melakukan perbuatan wajib dan sunnah dan berdosa ketika meninggalkan perbuatan wajib atau melakukan perbuatan haram. Adapun anak kecil atau orang dewasa yang tidak sempurna akalnya, tidaklah terbebani dengan hal tersebut. Inilah makna baligh yang sesungguhnya menurut Islam.

Oleh sebab itu, sangat penting bagi orangtua untuk selalu mengamati perkembangan anak-anaknya dan mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan mereka, baik secara fisik, mental, terlebih pemantapan iman dan ilmu, sehingga saat baligh kepribadian Islam anak telah terbentuk.

Masa baligh perlu dipersiapkan, karena mempersiapkan anak-anak memasuki usia baligh tidak hanya semata-mata mempersiapkan mereka secara individu untuk bisa menjalani hidup sebagai orang dewasa, tetapi juga dalam rangka menjalankan tugas mulia sebagai hamba Allah Ta’ala. Artinya, memasuki usia baligh anak dipersiapkan agar siap menjadi pemimpin yang terbaik bagi umat pada masa yang akan datang dalam rangka menegakkan kalimat Allah di muka bumi.

Anak tidak lagi kaget dengan perubahan kondisinya saat itu, karena telah terlatih untuk mengendalikan pola pikir dan sikapnya berdasarkan Islam, sehingga di masa balighnya mereka telah siap untuk menerima segala konsekuensi syariat yang dibebankan kepadanya. Jika masa baligh betul-betul dipersiapkan dengan baik, takkan ada lagi istilah ‘baligh tapi belum akil’. Inilah pertanggung-jawaban terberat orangtua di hadapan Allah Ta’ala.

Bagaimana Mempersiapkan Masa Baligh?

Seorang pakar pendidikan Islam, Dr. Khalid Ahmad Asy Syanthut telah melakukan penelitian tentang anak-anak remaja di Mekah dan Madinah. Subyek dari penelitian ini adalah keluarga yang memiliki komitmen tinggi terhadap Islam dan mendidik anak-anak mereka dengan pendidikan Islami. Target penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikologis anak-anak yang memasuki masa pubertas.

Ternyata hasilnya cukup menggembirakan. Meski penelitian ini dilakukan di tengah masyarakat Muslim yang sebenarnya masih jauh dari ideal, tetapi hasilnya jauh berbeda dengan masyarakat lain (non muslim, khususnya dalam hal ini adalah Barat –Amerika–)

Penelitian beliau dilengkapi dengan kuesioner kepada para orangtua tentang sarana yang digunakan untuk menghadapi anak-anak di masa remaja. Berikut ini beberapa hal yang dapat kita jadikan acuan (diurutkan berdasarkan jawaban yang paling banyak digunakan):

- Turut sertanya keluarga (orangtua) dalam membimbing anak-anaknya memilih teman
- Mengisi waktu mereka dengan olahraga, khususnya berenang
- Mengisi waktu mereka dengan membaca serta mendampinginya belajar
- Mengikutsertakan mereka ke kajian-kajian di masjid dan ulama (mulazamah)
- Mengintensifkan pengawasan dan pengarahan orangtua
- Mengisi waktu mereka dengan ibadah (mulai membiasakan qiyamullail)
- Mengikutsertakan mereka ke halaqoh-halaqoh Qur’an
- Mengikutsertakan mereka ke camp-camp Islami
- Mengisi waktu mereka dengan kegiatan-kegiatan ilmiah atau kegiatan pengembangan lifeskill dan minat bakat (komputer/IT, otomotif, bertani-beternak, sains, jurnalistik-literasi, dsb)
- Keteladanan orangtua
- Keterbukaan orangtua terhadap anak serta memposisikan diri sebagai teman bagi anak
- Membiasakan anak untuk berpuasa
- Doa orangtua

Ketigabelas poin di atas mungkin masih sangat sederhana. Namun yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana upaya orangtua mempersiapkan anak-anaknya menghadapi masa baligh, bagaimana para orangtua mengisi waktu anak-anak mereka yang sedang bertumbuh besar. Ternyata Islam lah yang menjadi panduan keluarga-keluarga tersebut. Ya, karena kita adalah keluarga Muslim, tentu tidak ada panduan terbaik selain Al-Qur’an dan As-Sunnah.

“Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka ketahuilah, barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya ia takkan tersesat dan takkan celaka…” (QS. Thaha: 123)

Wallaahu a’lam.

Sumber :
Ust Budi Ashari, Lc. Dalam buku Remaja, Antara Hijaz dan Amerika (Panduan Penyiapan Masa Baligh). Depok: Parenting Nabawiyah.
sebagai bahan bacaan saja yaa makk, in syaa Allah bermanfaat

Tapi saat ini hukumnya sunnah, diskip baca nanti pun gapapa 

Sekarang kita masuk pembahasan yg lebih fokus yaa makk

Yaitu materi Tarbiyah Jinsiyah (pendidikan seksual dalam Islam) untuk Anak Usia Tamyiz

Monggo waktu dan tempat saya persilahkan kepada mak @Ami  silahkan microphone-nya 

Selanjutnya adalah tentang Pokok-Pokok Pendidikan Islam pada Masa Tamyiz - Menjelang Baligh
Pendidikan dan pemahaman tentang seks kepada anak memerlukan waktu yang lama. Kita harus terus memberikan pengulangan agar mereka tidak lupa, sehingga terbentuk kepribadian dan pemahaman yg baik.

Berikut pokok-pokok pendidikan seks yang harus diberikan pada masa tamyiz :
1. Meminta Ijin
Islam mengajarkan tentang adab meminta ijin, yg seyogyanya diajarkan kepada anak sejak dini.
Dalam QS An Nur 24:48 dijelaskan bahwa seorang anak harus meminta ijin sebelum memasuki kamar orangtua pada 3 waktu, yaitu sebelum fajar, waktu zhuhur, dan setelah shalat Isya.
Kewajiban ini berlaku setelah anak baligh, agar anak-anak tidak melihat aurat orangtua maupun hubungan intim atas keduanya.
Seorang anak yg terpapar pemandangan 'tidak layak', bisa membuat trauma, motivasi untuk meniru, atau bahkan mencetak perilaku seks abnormal saat dewasa nanti.
Pengajaran detail kepada anak usia puber tentang hubungan intim tidak berfaedah, kecuali terhadapanak usia 15-16tahun  yg siap menikah.
Perintah meminta ijin ini juga demi menjaga wibawa/kehormatan orangtua di mata anak.

Selain itu orangtua juga harus mengajarkan tentang adab minta ijin dalam bertamu, sbb :



-mengucapkan salam "Assalammualaikum" kepada penghuni rumah, sebagai doa keberkahan.
-menyebutkan nama bagi yg mengetuk pintu, untuk memberikan rasa aman kepada tuan rumah dalam menyikapi tamunya
-mengetuk pintu hingga 3 kali, jika tidak diijinkan sebaiknya kembali.
-tidak langsung menghadap pintu, melainkan ke kanan atau ke kiri.
-tidak melihat ke dalam rumah atau memandang ke mana-mana, swhingga membuat tuanrumah merasa kurang nyaman.
demikian pembahasan tentang meminta ijin, selanjutnya tentang memisahkan ranjang

2. Memisahkan Anak di Ranjang
Wajib memisahkan tidur anak laki-laki dan perempuan saat mereka berusia 7 tahun.
Jika sesama laki-laku atau sesama perempuan, tidak boleh tidur seranjang apalagi satu selimut. Pisahkan masing-masing.
Upaya ini bermanfaat untuk mencegah penyimpangan seksual saat dewasa nanti.
Selanjutnya poin ke-3 adalah tentang mengajarkan cara tidur yg benar



3. Ajarkan Cara Tidur yg Benar
Islam mengatur semua aktivitas, termasuk tidur pun ada adabnya. Yaitu,

-Berdoa sebelum tidur :
Meminta perlindungan Allah.
-Tidur posisi miring kanan :
Tidur dengan posisi miring akan menghindarkan anak dari rangsangan syahwat. Makruh hukumnya tidur tengkurap. Ketika anak tidur tengkurap, memungkinkan alat kelaminnya bergesekan dan menimbulkan rasa nikmat. Jika rasa ini diikuti terus, tidak tertutup kemungkinan terjadi masturbasi/onani.
-Berwudhu sebelum tidur :
Jika sebelum tidur berwudhu dan shalat 2 rakaat, ia tidur dalam keadaan suci, insyaAllah akan terhindar dari godaan syaitan untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan seksual.

Selanjutnya akan dilanjutkan oleh mak @Mbak Hani MIIP Depok, silakan mak Hani..
Terimakasih mak ami

Selanjutnya tentang pentingnya memberikan pemahaman tentang aurat dan khitan



Membaca tulisan khitan, saya jadi teringat PR keluarga kami beberapa tahun yang lalu, untuk membuat kedua anak laki laki kami berani untuk berkhitan. 
Monggo mak henny, silahkan

siaaaap, mak hani. makasih..mak yang lain masih ngunyah kan? oh ya, siapa yang rumahnya dekat masjid? enak nggak punya rumah dekag masjid?
pengalaman saya dulu ngontrak dan punya rumah dekat masjid itu enak. anak laki-laki saya jadi seneng ke masjid..

Ternyata masjid mempunyai peran dalam pokok tarbiyah jinsiyah untuk usia tamyiz.

Berikut ulasannya

==mengikat anak dengan masjid.

Mengapa? Iya, anak usia ini memang semestinya disibukkan dengan berbagai aktivitas positif. Apalagi terkait keimanan sebagai bekal terpenting anak, maka mengajak anak cinta masjid bisa sangat membantu. Memiliki rumah dekat masjid tentunya bisa makin mempermudah dan memberikan efek lingkungan yang baik.

Tentu saja ke masjid harus memenuhi syarat. Anak harus sudah mandiri dan lulus dengan baik cara bersuci dan beraktivitas di kamar mandi terkait dirinya sendiri.

Nah, selain mengikat anak dengan masjid, ada hal penting lagi terkait pokok tarbiyah jinsiyah untuk anak tamyiz yaitu jangan porno di depan anak
Meski dengan frekuensi berbeda, anak usia tamyiz sudah mengenal masturbasi dan onani. Hal ini senada dengan yang diungkap oleh Betsy Brown Braun, konsultan parenting. Namun, rata-rata anak tidak mengerti makna masturbasi ini, bahkan mungkin tak sadar melakukannya. Anak yang sangat aktif, melakukan berbagai kegiatan, sangat memungkinkan ketegangan yang dia rasakan reda dengan masturbasi ini. Maka dari itu, hindarkan ortu berhubungan intim sampai terlihat anak usia ini. Imam Ja'far sampai mengatakan bahwa tidaklah seseorang bersetubuh padahal di sampingnya ada anaknya, kecuali akan menyebabkan zina.
Ya, anak bisa meniru. Semakin sering melihat, makin terbawa dalam alam bawah sadarnya, dan anak bisa benar-benar meniru.
Jadi, bagi yang masih mengontrak rumahnya, atau yang sudah memiliki rumah, pastikan kamar orang tua tidak bercampur dengan kamar anak. Anak usia tamyiz juga sudah punya kemandirian tidur sendiri tanpa orang tua di sampingnya.

Sumber :
1. Ketika Anak Bertanya tentang Seks. Dr Hasan El Qudsy. 2012. Tinta Medina Solo.

2. Masa Tumbuh 0-12 Tahun (Part 2). 2014. Parenting Indonesia Jakarta.



pengalaman dulu waktu kerja saya kost, yang jagain kost2an tuh tinggal dekat kostan kami. hanya 1 petak, tidak ada kamar, jadi 1 ruangan saja. anak ada 3, kebayang kan? 😱

moga kita dimampukan ALLAH punya rumah sendiri, dan tiap anggota keluarga punya kamar sendiri-sendiri. Aamiin..

Terakhir,

Nah, anak dah mulai ngerti dong dari pembekalan yang dilakukan orang tuanya tentang tarbiyah jinsiyah. Meski demikian, di luaran sana masih ada lho orang, bahkan orang dewasa yang belum tahu bagaimana mengendalikan seksualnya. Anak usia tamyiz juga perlu dibekali hal seperti ini agar bisa siap siaga dengan kondisi di luar yang tidak aman. Banyaknya kasus penganiayaan anak yang dilecehkan seksualnya juga masih terjadi. Memberi pemahaman kepada anak penting juga, diantaranya mengetahui bagaimana sih penjahat seperti itu beraksi. Tentu ketika menyampaikan hal ini kepada anak, perlu dilihat dulu kesiapan anak dalam hal akal, fisik, dan mentalnya.







Demikian presentasi dari kelompok 5. Mohon maaf waktunya berlebih. Silakan dikunyah ya mak..dan silakan jika ada yang ditanyakn..
Ayooo mak-mak yg anak2nya sudah di Usia Tamyiz ditunggu sharingnya 

Kalo saya, anak 3 tapi baru satu yg lulus dari fase balita.. tapi udh deg2an menyiapkan si sulung masuk usia tamyiz ini.. ternyata bukan hanya harus mikir mau sekolah dimana

Tapi ada hal2 lain yg lebih penting yg harus disiapkan, yaitu perintah sholat dan penyiapan masa baligh dengan pengokohan iman & adab, serta mengasah kemandiriannya dlm berbagai hal

Harus dicicil dari sekarang.. semangaattt
Oh ya, fase baligh/taklif (pembebanan) ini pernah baca bukan hanya beban kewajiban syariat/ibadah yaa

Tp juga peran sosial dan kemandirian finansialnya

Jadi klo org tua ngasih uang jajan anak di atas usia 15 tahun itu itungannya sedekah 

Tapi di indonesia hal ini belum masyhur yaa.. mayoritas kesadaran akan kemandirian finansial ini baru ketika sdh bekerja, di atas usia 20thn

Sekian review dari saya, 


Wassalamualaikum

Deeblue

#bunda sayang
#fitrah seksualitas
#game level 11

1 komentar: