Assalamualaikum
Day 4 (out of 6 days left)
Challenge
Review kelompok 4 Pentingkah Mendidik Anak Laki-laki dan Anak Perempuan Sesuai Fitrahnya
pasukan kelompok 4.
Mak @Mbak Gayuh MIIP Depok
Mak @Mbak Wini MIIP Depok
Mak @Mbak Tia Firsthianty Bunda Sayang Depok #3
Mak
@Fitri YumNarashyAzim
Landasan berpikir
pada materi kelompok 4.
Dari ayat diatas, Allah SWT
mengingatkan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab orangtua ,
ayah bundalah menjadi
teladan bagi anak anaknya. Ayah sang kepala sekolah
Dan ibu sebagai madrasatu ula ,sekolah bagi kehidupan anak
anaknya
Menurut Ali bin Abi Thalib
Fase pendidikan anak terbagi menjadi 3 fase :
☘ Anak
adalah "Tuan", pada tujuh tahun pertama
☘ anak
adalah seorang "Tawanan", pada tujuh tahun kedua.
☘ Dan seorang
" Perdana Menteri pada tujuh tahun ke tiga.
Bila fitrah anak tumbuh mekar paripurna sempurna , maka dia
akan tumbuh menjadi anak yang baik dalam 21 tahun dalam menyelesaikan peran
peradabannya.
Nah, Pada diskusi kali ini:
Kelompok 4 akan mengangkat tema umum dan tema khusus.
Tema umum
nya tentu saja mengenai Fitrah seksualitas,
Tema
khusus nya adalah mengenai kelekatan pada ayah bunda di tahapan usia 7-10 th.
Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berfikir,
merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai laki-laki sejati /
perempuan sejati. Untuk menumbuhkan fitrah seksualitas diperlukan kedekatan
dengan ayah ibunya. Salah satu cara menumbuhkan fitrah seksualitas adalah
dengan pendidikan seksualitas. Adapun definisi pendidikan seksualitas menurut
para ahli adalah sebagai berikut:
Pendidikan seksualitas menurut para ahli...
Sehingga pada prinsipnya orang tua memberikan pendampingan
terhadap anak mengenai pendidikan seksualitas ini sejak dini dan dilakukan
secara bertahap, sesuai dengan jenjang usianya. Selain itu juga harus sesuai
dengan aturan agama yang baku yakni berlandaskan Al-Qur'an dan as-sunnah.
Setelah sebelumnya kita belajar dari kelompok sebelumnya ttg
fitrah seksualitas usia dini, kali ini kami ingin melanjutkan membahas perlukah
membangkitkan fitrah seksualitas usia 7-10?
Sebelum melangkah lebih jauh, kita buka kembali
tahapan-tahapan dalam mengenalkan fitrah seksualitas usia 7-10 tahun.
ternyata usia 7-10 tahun merupakan masa pre akhil baligh 1
dimana tahap ini merupakan tahap penyadaran potensi gender dengan memberikan
beragam aktifitas yang relevan dengan gendernya. Oleh karena itu, setelah pada
tahap 0-6 tahun, anak2 telah kokoh dengan konsep kelaki-lakian dan konsep
keperempuanan, maka memasuki usia 7-10 tahun anak laki-laki lebih didekatkan
dengan ayahnya agar ego sentrisnya mereda bergeser ke sosio sentris dimana anak
laki-laki sudah punya tanggungjawab moral dan adanya perintah sholat.
Sedangkan anak perempuan perlu lebih didekatkan kepada
ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit
Menurut Okina Fitriani dalam bukunya Enlightening Parenting,
manusia dilahirkan dg jenis kelamin lelaki atau perempuan. Pada anak perempuan
akan mewujud dalam bentuk fungsi memproduksi sel telur, mengandung, menyusui,
merawat. Pada lelaki mewujud dalam peran membuahi, melindungi dan menafkahi.
Hal ini berkaitan jg dg fitrah tanggung jawab. Jadi menurut kami usia 7-10
tahun merupakan usia dimana anak2 mulai dikenalkan dg fitrah seksualitasnya
menuju proses reproduksi...
Pada fase ini anak anak sudah masuk pada fase genital,
muncul ketertarikan pada lawan jenis
- Mulai sering berfantasi
- Senang bermain dengan kelompok gendernya masing masing. Anak laki laki ngumpul dengan anak laki laki, begitu juga sebaliknya.
- Merasa malu jika tanpa busana di depan orang lain.
- Egosentris anak mulai bergeser ke siosentris. Anak sudah mulai bisa berbagi
Pada tahap ini, AYAH menjadi figur idola bagi anak laki laki
dan BUNDA menjadi idola bagi anak perempuan.
Apa yang terjadii pada saat inii bila
fitrah tersebutt tak tumbuh paripurnaa.
Fenomena Fatherless/Motherless dalam keluarga artinya
keadaan hilangnya ikatan emosional antara anak dan ayah ibu.
Beberapa faktor penyebab Fatherless/Motherless antara lain
:
1 Perpisahan ayah dan ibu karena
perceraian atau kematian
2 Emotional absence (Hadir secara
fisik tapi tdk memperdulikan emosi dan psikologi anak)
3 Narkoba
4 Abuse (kekerasan yg
dilakukan sang ayah thd anak).
5 Ekspektasi berlebihan
terhadap jenis kelamin bayi
6 Sibuk dengan gadget nya
masing-masing
7 Kurang nya informasi
pengasuhan anak
Di balik kesulitan pastilah ada kemudahan. Nah, berikut ini
adalah langkah-langkah kuratif untuk kondisi Fatherless/Motherless:
1. Memperkuat keimanan orangtua dengan terus belajar menjadi
orangtua yg sholeh
2. Membangun komunikasi yang baik antara pasangan
suami-isteri dan orang tua dengan anak
3. Menumbuhkan dan perkuat fitrah keimanan pada anak
4. Mengembalikan fitrah keayah bundaan kedua orang tua
5. Membayar hutang pengasuhan yang lewat
6. Membuat gadget time
7. Aktif mencari informasi tentang pengasuhan
8. Mengatasi segera masalah inner child orang tua
9. Menggunakan teknologi dengan bijak
10. Menumbuhkan fitrah seksualitas sesuai range usia anak.
11. Berdoa kepada Allah, agar menjadi orangtua yang shaleh
dan anak-anak shaleh
12. Anak yg kehilangan sosok orangtua baik karena meninggal
atau perceraian, WAJIB segera gantikan sosok orangtuanya dari keluarga besar
maupun komunitas/ jamaah kaum muslimin agar tidak mudah tertular penyimpangan
seksual oleh lingkungan karena LGBT jelas penyimpangan seksual bukan genetic.
Ternyata banyak hal2 diluar sana yg membuat kita harus
menyiapkan anak2 dgn jaringan pendidikan keimanan dan ketakwaan,,
Supaya kita dihindarkan dr hal2 yg dpt merusak pribadi anak
kita
Harus selalu waspada yaaa sebagai org tua
Untuk itu kita sebagai orang harus bisa membangun hubungan
yah baik dgn anak2
Untuk membantu ayah dalam menyusun kegiatan apa saja yang
dilakukan dalam mengasuh anak. Maka diperlukan pemahaman dimensi-dimensi pengasuhannya.
1. Engagement, yaitu interaksi langsung yang dilakukan ayah
dengan anaknya dalam konteks merawat, bermain, atau mengisi waktu luang. Jadi,
penting bagi seorang ayah untuk melakukan interaksi langsung dengan anak,
misalnya menemani bermain, mengajarkan anak mengendarai sepeda di hari libur,
dan aktivitas lainnya.
2. Accesibility, yaitu ketersediaan secara fisik dan
psikologis yang ayah berikan pada anak. Sebagai seorang ayah, penting untuk
memberikan dukungan secara fisik maupun psikologis kepada anak. Misalnya,
mengambil raport anak disekolah. Hal ini terkesan hal sederhana, namun berapa
banyak ayah yang hadir secara fisik untuk melakukan hal itu?
3. Responsibility, yaitu perawatan dan penjaminan
kesejahteraan anaknya. Misalnya, ayah mendukung kebutuhan passion anak yang
gemar berenang. Selain itu, ayah juga bisa menyediakan lingkungan tempat
tinggal yang nyaman dan kesiapan untuk mengakses ke rumah sakit/tempat
pengobatan jika ada kondisi darurat. Secara umum, fungsi responsibility inilah
yang dilihat sebagai tugas utama ayah yaitu mencari nafkah.
Tidak mudah memang sebenarnya untuk mengaplikasikan hal-hal
tersebut, jika memang para ayah termasuk orang yang jam kerjanya sangat sibuk.
Tetapi justru disitulah menurut saya tantangan kita. Setidaknya ketika si ayah
memang sedang sibuk bekerja karena tanggung jawabnya pada pekerjaannya, maka
kita bisa memberikan pengertian kepada buah hati kita. Dari situ sedikit banyak
kita juga bisa mengajarkan tentang empati kepada anak-anak.
Banyakkk diluar sana yang siap siapp mengacaukan anak
anak..y mak apabilaa kita tak merangkul penuh anak anak..
Semoga bisa membuka pandangan kita
sebagai ibu utk lebih waspada,,bahkan dgn orang terdekat sekalipun,,penuturan dari kelompok 4
Tetangga tetaplah tetangga yg tetap harus pny batas,,dan
anak2 tetap harus diberi batas pergaulan,,apalagi dgn lawan jenis
Setelah membaca pemaparan fatherless dan motherless
Selanjutnya bagaimana siy solusinya...
Fitrah Seksualitas Pre Aqil Baligh 7-10 tahun
Pada rentang usia 7-10 tahun ini, hendaknya anak laki-laki
didekatkan pada ayah, dan begitu pula anak perempuan didekatkan pada ibu. Bukan
berarti ketika anak laki-laki dekat dengan ayah lalu melupakan peran ibu.
Maksudnya ayahlah yang lebih berperan menanamkan nilai pada anak laki-laki.
Begitupun sebaliknya.
Anak laki-laki
Ayah
berperan mengajarkan ke anak bagaimana sikap dan peran seorang laki-laki
dalam keluarga dan dalam kehidupan sosial
Seorang
Ayah harus banyak bermain bersama anak laki-lakinya pada fase ini. Karena
melalui bermain bersama ayah, anak bisa mempelajari bagaimana laki-laki
bersikap, berfikir dn bertindak.
Dan di fase inipun untuk memperkuat fitrah keimanan dan fitrah seksualitas anak
laki-laki, maka ayah harus sering mengajak anak laki-lakinya ke masjid.
Mengajari anak tata cara sholat karena usia 7 tahun anak mulai menjalankan
perintah sholat.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat
ketika usia mereka mencapai tujuh tahun. Pukullah mereka jika meninggalkan
shalat ketika usia mereka mencapai sepuluh tahun, serta pisahlah tempat tidur
mereka (antara laki-laki dan perempuan)”
(HR. Abu Dawud, Sumber : Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats
al-Azdi as-Sijistani).
Selain
itu ayah juga mulai menerangkan tentang perkembangan seksual pada anak
laki-laki dengan bahasa yang mudah difahami anak. Anak harus tau ketika nanti
ia akan mengalami perubahan suara. Ia harus faham ketika kelak mengalami mimpi
basah maka ia harus melakukan mandi wajib. Dan Ayah berkewajiban
mengajarkan anak laki-lakinya tata cara mandi wajib.
♀ Anak Perempuan
Ibu
berperan dalam menunjukkan ke anak perempuan bagaimana fitrah seorang perempuan
itu.
Mulailah
memberikan pengertian pada anak tentang bagaimana harusnya menjadi perempuan
yang sholehah, lembut dan penyayang.
Bangkitkan
peran keibuan dalam diri seorang anak.
Libatkan
anak perempuan dalam aktivitas yang membangkitkan fitrah keibuan seperti
memasak, mengasuh adiknya yang kecil, merapikan rumah dll.
Jangan lupa sering ajak
anak perempuan untuk mengobrol, karena pada dasarnya kebutuhan berbicara anak
perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki.
Ibu pula yang harus menerangkan fitrah perkembangan seksual anak perempuan
dengan cara menjelaskan pada anak tentang menstruasi dan tata cara mandi wajib.
Mendidik
anak sesuai fitrah seksualitas bisa menjadi salahsatu upaya membentengi anak
dari berbagai perilaku penyimpangan seksual
Mangga mak sambil dikunyah saya mau men-share media pengajaran pada anak
yang semoga bisa membantu mamak2
Anak pada fase ini bisa kita kenalkan dengan organ
reproduksinya
Untuk mengajarkan fitrah perkembangan seksualitasnya ayah
dan ibu bisa menyampaikan seperti ini:
Dengan bahasa yang mudah difahami anak pastinya
Jangankan anak mak Fit....kita ibunya pun harus sudah siap
tuk menyampaikannya pada anak kita. Meskipun mungkin kita msh malu dan risih menyampaikannya ya
Harus darri kita dulu ya.. Mereka tahu hal ini. Agar
penyampaiannya bisa sepaham .
Huhu sementara godaan diluar sana banyakk bingid.
Berikut ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan bersama
anak ya mak
Kegiatan yang pas untuk menumbuhkan kebersamaan antara anak
dan orangtua (ayah dengan anak perempuan dan ibu dengan anak laki-laki):
1. Membersihkan dan merapikan dan menghias rumah.
2. Berkebun
3. Memasak (hasil kebun bisa digunakan)
4. Berbelanja keperluan rumah bersama anak
5. Olahraga
6. Membaca buku
7. Membuat craft
8. Merawat hewan peliharaan
Dan lain-lain
"Bagi Ayah dan Ibu yang bekerja, wajib meluangkan waktu
minimal 60 menit tiap harinya untuk tiap anak" (Yantie Andhariswarie,
M.Psi)
Alhamdulillah
materi dari kelompok 4 sudah sampai ke endingnya. Sebelum penutup, ijinkan saya
sampaikan makanan penutup untuk materi kita kali ini...
Indikator keberhasilan mendidik fitrah seksualitas umur 7-10
tahun
Dan ingatlah ayah adalah cinta pertama bagi putrinya.
Dan ibu adalah kekasih sejatii bagii putranya
Sekian mak mak sekalian presentasi dr kelompok 4. Mohon maaf
jika ada yg salah pada apa yg kami sampaikan. Semoga apa yg kami sampaikan
dapat bermanfaat untuk kita semua.
Silahkan lanjut berdiskusi ya makk...
Q: Kasihan ya mak Nasi...
Trus bagaimana si anak ini bisa tau cara mandi besar?
A: Itu kan sistem biologis ya mak. Berat juga tantangan ortu
biar anaknya merasa ga malu dan tenang kalau menstruasi itu normal. Setiap
wanita insha alloh akan menstruasi. Kita juga baiknya didik anak kita untuk
menghargai anak yang sudah menstruasi agar tidak makin histeris. Soalnya dlu
aku histeris pas mens. Alhamdulillah ibu semangatin jdi ga terlalu malu bilang
ke temen klo udh mens
Q: Mak..kt tmn aku ktnya ank kelas 3 Sd an gt udh haid...🙈🙈🙈, Itu
knp ya? Apa hormon atau gmn, aku jg kget umur sgitu ko udh haid...dlu perasaan
kelas 3 smp bru haid
A: iya mak bisa jadi ini.
dr data statistik sekitar 8persen anak mengalami baligh
diusia 8-9 tahun.
pemicunya,
gizi 'bagus banget' dan ransangan juga bagus. akhirnya anak
akan jadi "sexually active" artinya lbh cpt mens atau mimpi basah
Q: Sexually active untuk anak itu kyak gmna ya mak?
A: hormonalnya mak. badan lbh bongsor, dsb. bukan maksudnya
sexually active ke arah berhubungan seks ya mak. tp secara hormonal istilahnya
begitu... 🙈 cmiiw
Tapi emang benar loh anak manjadi siap ketika ia menstruasi
bila jauh-jauh hari sang ibu sudah mulai banyak menceritakan, menjelaskan,
mengajarkan cara memakai pembalut, mancuci pembalut dan mandibesar.
Pengalamanku waktu kecil, mama sudah mengajarkan dan
menjelaskan semua sebelum akhirnya aku mens. Malah dlu koq merasa lama temen2
udah dpt koq saya blum. (Kls 2 smp baru mens)
Anakku yg sulung laki-laki, sdh 'mimpi' pas kenaikan SMP
Alhamdulillah nya mau cerita ..pagi2 bilang umi kayaknya aku mimpi deh. Karena
sebelumnya sdh ada ngobrol2 pre aqil baligh sam ayahnya, tdk ada perasaan malu
klau bilang sudah mimpi. Dan kebetulan sekolah jg tiba2 ada kajian pre baligh
karena temen sekelas anakku sdh Ada yg mimpi basah.
Jadi
jika ternyata ortu dirumah n pihak sekolah kerjasama kasih pemahaman, proses
ini lebih mudah
Wassalamualaikum
Deeblue
#bunda sayang
#fitrah seksualitas
#game level 11














makasih resumenya mak,, medianya mantaap
BalasHapus