Jumat, 05 Oktober 2018

Level 11 Day 4 Challenge: Review kelompok 4 Pentingkah Mendidik Anak Laki-laki dan Anak Perempuan Sesuai Fitrahnya


Assalamualaikum

Day 4 (out of 6 days left)


Challenge
Review kelompok 4 Pentingkah Mendidik Anak Laki-laki dan Anak Perempuan Sesuai Fitrahnya

pasukan kelompok 4.


Mak @Mbak Gayuh MIIP Depok
Mak @Mbak Wini MIIP Depok
Mak @Mbak Tia Firsthianty Bunda Sayang Depok #3
Mak @Fitri YumNarashyAzim




Landasan berpikir  pada materi kelompok 4.
Dari ayat diatas, Allah SWT  mengingatkan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab orangtua ,
 ayah bundalah menjadi teladan bagi anak anaknya. Ayah sang kepala sekolah
Dan ibu sebagai madrasatu ula ,sekolah bagi kehidupan anak anaknya






Menurut Ali bin Abi Thalib
Fase pendidikan anak terbagi menjadi 3 fase :
☘ Anak adalah "Tuan", pada tujuh tahun pertama
☘ anak adalah seorang "Tawanan", pada tujuh tahun kedua.
☘ Dan seorang " Perdana Menteri pada tujuh tahun ke tiga.

Bila fitrah anak tumbuh mekar paripurna sempurna , maka dia akan tumbuh menjadi anak yang baik dalam 21 tahun dalam menyelesaikan peran peradabannya.


Nah, Pada diskusi kali ini: 

Kelompok 4 akan mengangkat tema umum dan tema khusus.

Tema umum nya tentu saja mengenai Fitrah seksualitas,

Tema khusus nya adalah mengenai kelekatan pada ayah bunda di tahapan usia 7-10 th.


Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai laki-laki sejati / perempuan sejati. Untuk menumbuhkan fitrah seksualitas diperlukan kedekatan dengan ayah ibunya. Salah satu cara menumbuhkan fitrah seksualitas adalah dengan pendidikan seksualitas. Adapun definisi pendidikan seksualitas menurut para ahli adalah sebagai berikut:



Pendidikan seksualitas menurut para ahli...
Sehingga pada prinsipnya orang tua memberikan pendampingan terhadap anak mengenai pendidikan seksualitas ini sejak dini dan dilakukan secara bertahap, sesuai dengan jenjang usianya. Selain itu juga harus sesuai dengan aturan agama yang baku yakni berlandaskan Al-Qur'an dan as-sunnah.

Setelah sebelumnya kita belajar dari kelompok sebelumnya ttg fitrah seksualitas usia dini, kali ini kami ingin melanjutkan membahas perlukah membangkitkan fitrah seksualitas usia 7-10?
Sebelum melangkah lebih jauh, kita buka kembali tahapan-tahapan dalam mengenalkan fitrah seksualitas usia 7-10 tahun.



ternyata usia 7-10 tahun merupakan masa pre akhil baligh 1 dimana tahap ini merupakan tahap penyadaran potensi gender dengan memberikan beragam aktifitas yang relevan dengan gendernya. Oleh karena itu, setelah pada tahap 0-6 tahun, anak2 telah kokoh dengan konsep kelaki-lakian dan konsep keperempuanan, maka memasuki usia 7-10 tahun anak laki-laki lebih didekatkan dengan ayahnya agar ego sentrisnya mereda bergeser ke sosio sentris dimana anak laki-laki sudah punya tanggungjawab moral dan adanya perintah sholat.

Sedangkan anak perempuan perlu lebih didekatkan kepada ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit



Menurut Okina Fitriani dalam bukunya Enlightening Parenting, manusia dilahirkan dg jenis kelamin lelaki atau perempuan. Pada anak perempuan akan mewujud dalam bentuk fungsi memproduksi sel telur, mengandung, menyusui, merawat. Pada lelaki mewujud dalam peran membuahi, melindungi dan menafkahi. Hal ini berkaitan jg dg fitrah tanggung jawab. Jadi menurut kami usia 7-10 tahun merupakan usia dimana anak2 mulai dikenalkan dg fitrah seksualitasnya menuju proses reproduksi...



Pada fase ini anak anak sudah masuk pada fase genital, muncul ketertarikan pada lawan jenis
  • Mulai sering berfantasi
  • Senang bermain dengan kelompok gendernya masing masing. Anak laki laki ngumpul dengan anak laki laki, begitu juga sebaliknya.
  • Merasa malu jika tanpa busana di depan orang lain.
  • Egosentris anak mulai bergeser ke siosentris. Anak sudah mulai bisa berbagi


Pada tahap ini, AYAH menjadi figur idola bagi anak laki laki dan BUNDA menjadi idola bagi anak perempuan.



Apa yang terjadii pada saat inii bila fitrah tersebutt tak tumbuh paripurnaa.



Fenomena Fatherless/Motherless dalam keluarga artinya keadaan hilangnya ikatan emosional antara anak dan ayah ibu.
Beberapa faktor penyebab Fatherless/Motherless antara lain : 
                1              Perpisahan ayah dan ibu karena perceraian atau kematian
                2              Emotional absence (Hadir secara fisik tapi tdk memperdulikan emosi dan psikologi anak)
                3              Narkoba
                4               Abuse (kekerasan yg dilakukan sang ayah thd anak).
                5               Ekspektasi berlebihan terhadap jenis kelamin bayi 
                6               Sibuk dengan gadget nya masing-masing
                7               Kurang nya informasi pengasuhan anak



Di balik kesulitan pastilah ada kemudahan. Nah, berikut ini adalah langkah-langkah kuratif untuk kondisi Fatherless/Motherless:

1. Memperkuat keimanan orangtua dengan terus belajar menjadi orangtua yg sholeh 
2. Membangun komunikasi yang baik antara pasangan suami-isteri dan orang tua dengan anak
3. Menumbuhkan dan perkuat fitrah keimanan pada anak
4. Mengembalikan fitrah keayah bundaan kedua orang tua
5. Membayar hutang pengasuhan yang lewat
6. Membuat gadget time
7. Aktif mencari informasi tentang pengasuhan
8. Mengatasi segera masalah inner child orang tua
9. Menggunakan teknologi dengan bijak
10. Menumbuhkan fitrah seksualitas sesuai range usia anak.
11. Berdoa kepada Allah, agar menjadi orangtua yang shaleh dan anak-anak shaleh 
12. Anak yg kehilangan sosok orangtua baik karena meninggal atau perceraian, WAJIB segera gantikan sosok orangtuanya dari keluarga besar maupun komunitas/ jamaah kaum muslimin agar tidak mudah tertular penyimpangan seksual oleh lingkungan karena LGBT jelas penyimpangan seksual bukan genetic.

Ternyata banyak hal2 diluar sana yg membuat kita harus menyiapkan anak2 dgn jaringan pendidikan keimanan dan ketakwaan,,

Supaya kita dihindarkan dr hal2 yg dpt merusak pribadi anak kita
Harus selalu waspada yaaa sebagai org tua

Untuk itu kita sebagai orang harus bisa membangun hubungan yah baik dgn anak2



Untuk membantu ayah dalam menyusun kegiatan apa saja yang dilakukan dalam mengasuh anak. Maka diperlukan pemahaman dimensi-dimensi pengasuhannya.

1. Engagement, yaitu interaksi langsung yang dilakukan ayah dengan anaknya dalam konteks merawat, bermain, atau mengisi waktu luang. Jadi, penting bagi seorang ayah untuk melakukan interaksi langsung dengan anak, misalnya menemani bermain, mengajarkan anak mengendarai sepeda di hari libur, dan aktivitas lainnya.

2. Accesibility, yaitu ketersediaan secara fisik dan psikologis yang ayah berikan pada anak. Sebagai seorang ayah, penting untuk memberikan dukungan secara fisik maupun psikologis kepada anak. Misalnya, mengambil raport anak disekolah. Hal ini terkesan hal sederhana, namun berapa banyak ayah yang hadir secara fisik untuk melakukan hal itu?

3. Responsibility, yaitu perawatan dan penjaminan kesejahteraan anaknya. Misalnya, ayah mendukung kebutuhan passion anak yang gemar berenang. Selain itu, ayah juga bisa menyediakan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan kesiapan untuk mengakses ke rumah sakit/tempat pengobatan jika ada kondisi darurat. Secara umum, fungsi responsibility inilah yang dilihat sebagai tugas utama ayah yaitu mencari nafkah.

Tidak mudah memang sebenarnya untuk mengaplikasikan hal-hal tersebut, jika memang para ayah termasuk orang yang jam kerjanya sangat sibuk. Tetapi justru disitulah menurut saya tantangan kita. Setidaknya ketika si ayah memang sedang sibuk bekerja karena tanggung jawabnya pada pekerjaannya, maka kita bisa memberikan pengertian kepada buah hati kita. Dari situ sedikit banyak kita juga bisa mengajarkan tentang empati kepada anak-anak.

Banyakkk diluar sana yang siap siapp mengacaukan anak anak..y mak apabilaa kita tak merangkul penuh anak anak.. 

Semoga bisa membuka pandangan kita sebagai ibu utk lebih waspada,,bahkan dgn orang terdekat sekalipun,,penuturan dari kelompok 4

Tetangga tetaplah tetangga yg tetap harus pny batas,,dan anak2 tetap harus diberi batas pergaulan,,apalagi dgn lawan jenis


Setelah membaca pemaparan fatherless dan motherless 

Selanjutnya bagaimana siy solusinya...



Fitrah Seksualitas Pre Aqil Baligh 7-10 tahun

Pada rentang usia 7-10 tahun ini, hendaknya anak laki-laki didekatkan pada ayah, dan begitu pula anak perempuan didekatkan pada ibu. Bukan berarti ketika anak laki-laki dekat dengan ayah lalu melupakan peran ibu. Maksudnya ayahlah yang lebih berperan menanamkan nilai pada anak laki-laki. Begitupun sebaliknya.


Anak laki-laki
Ayah berperan  mengajarkan ke anak bagaimana sikap dan peran seorang laki-laki dalam keluarga dan dalam kehidupan sosial

Seorang Ayah harus banyak bermain bersama anak laki-lakinya pada fase ini. Karena melalui bermain bersama ayah, anak bisa mempelajari bagaimana laki-laki bersikap, berfikir dn bertindak.

Dan di fase inipun untuk memperkuat fitrah keimanan dan fitrah seksualitas anak laki-laki, maka ayah harus sering mengajak anak laki-lakinya ke masjid. Mengajari anak tata cara sholat karena usia 7 tahun anak mulai menjalankan perintah sholat.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika usia mereka mencapai tujuh tahun. Pukullah mereka jika meninggalkan shalat ketika usia mereka mencapai sepuluh tahun, serta pisahlah tempat tidur mereka (antara laki-laki dan perempuan)”
(HR. Abu Dawud, Sumber : Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi as-Sijistani).


Selain itu ayah juga mulai menerangkan tentang perkembangan seksual pada anak laki-laki dengan bahasa yang mudah difahami anak. Anak harus tau ketika nanti ia akan mengalami perubahan suara. Ia harus faham ketika kelak mengalami mimpi basah maka ia harus melakukan mandi wajib. Dan Ayah berkewajiban  mengajarkan anak laki-lakinya tata cara mandi wajib.


♀ Anak Perempuan
Ibu berperan dalam menunjukkan ke anak perempuan bagaimana fitrah seorang perempuan itu.

Mulailah memberikan pengertian pada anak tentang bagaimana harusnya menjadi perempuan yang sholehah, lembut dan penyayang.

Bangkitkan peran keibuan dalam diri seorang anak.

Libatkan anak perempuan dalam aktivitas yang membangkitkan fitrah keibuan seperti memasak, mengasuh adiknya yang kecil, merapikan rumah dll.

Jangan lupa sering ajak anak perempuan untuk mengobrol, karena pada dasarnya kebutuhan berbicara anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki.

Ibu pula yang harus menerangkan fitrah perkembangan seksual anak perempuan dengan cara menjelaskan pada anak tentang menstruasi dan tata cara mandi wajib.


Mendidik anak sesuai fitrah seksualitas bisa menjadi salahsatu upaya membentengi anak dari berbagai perilaku penyimpangan seksual

Mangga mak sambil dikunyah saya mau men-share media pengajaran pada anak yang semoga  bisa membantu mamak2



Anak pada fase ini bisa kita kenalkan dengan organ reproduksinya



Untuk mengajarkan fitrah perkembangan seksualitasnya ayah dan ibu bisa menyampaikan seperti ini:

Dengan bahasa yang mudah difahami anak pastinya
Jangankan anak mak Fit....kita ibunya pun harus sudah siap tuk menyampaikannya pada anak kita. Meskipun mungkin kita msh malu dan risih menyampaikannya ya
Harus darri kita dulu ya.. Mereka tahu hal ini. Agar penyampaiannya bisa sepaham .
Huhu sementara godaan diluar sana banyakk bingid. 

Berikut ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan bersama anak ya mak
Kegiatan yang pas untuk menumbuhkan kebersamaan antara anak dan orangtua (ayah dengan anak perempuan dan ibu dengan anak laki-laki):

1. Membersihkan dan merapikan dan menghias rumah.

2. Berkebun

3. Memasak (hasil kebun bisa digunakan)

4. Berbelanja keperluan rumah bersama anak

5. Olahraga

6. Membaca buku

7. Membuat craft

8. Merawat hewan peliharaan

Dan lain-lain

"Bagi Ayah dan Ibu yang bekerja, wajib meluangkan waktu minimal 60 menit tiap harinya untuk tiap anak" (Yantie Andhariswarie, M.Psi)
Alhamdulillah materi dari kelompok 4 sudah sampai ke endingnya. Sebelum penutup, ijinkan saya sampaikan makanan penutup untuk materi kita kali ini...


Indikator keberhasilan mendidik fitrah seksualitas umur 7-10 tahun
Dan ingatlah ayah adalah cinta pertama bagi putrinya.

Dan ibu adalah kekasih sejatii bagii putranya
Sekian mak mak sekalian presentasi dr kelompok 4. Mohon maaf jika ada yg salah pada apa yg kami sampaikan. Semoga apa yg kami sampaikan dapat bermanfaat untuk kita semua. 

Silahkan lanjut berdiskusi ya makk...
Q: Kasihan ya mak Nasi...
Trus bagaimana si anak ini bisa tau cara mandi besar?
A: Itu kan sistem biologis ya mak. Berat juga tantangan ortu biar anaknya merasa ga malu dan tenang kalau menstruasi itu normal. Setiap wanita insha alloh akan menstruasi. Kita juga baiknya didik anak kita untuk menghargai anak yang sudah menstruasi agar tidak makin histeris. Soalnya dlu aku histeris pas mens. Alhamdulillah ibu semangatin jdi ga terlalu malu bilang ke temen klo udh mens

Q: Mak..kt tmn aku ktnya ank kelas 3 Sd an gt udh haid...🙈🙈🙈, Itu knp ya? Apa hormon atau gmn, aku jg kget umur sgitu ko udh haid...dlu perasaan kelas 3 smp bru haid
A: iya mak bisa jadi ini.
dr data statistik sekitar 8persen anak mengalami baligh diusia 8-9 tahun.
pemicunya,
gizi 'bagus banget' dan ransangan juga bagus. akhirnya anak akan jadi "sexually active" artinya lbh cpt mens atau mimpi basah

Q: Sexually active untuk anak itu kyak gmna ya mak?
A: hormonalnya mak. badan lbh bongsor, dsb. bukan maksudnya sexually active ke arah berhubungan seks ya mak. tp secara hormonal istilahnya begitu... 🙈 cmiiw

Sharing: 
Tapi emang benar loh anak manjadi siap ketika ia menstruasi bila jauh-jauh hari sang ibu sudah mulai banyak menceritakan, menjelaskan, mengajarkan cara memakai pembalut, mancuci pembalut dan mandibesar.

Pengalamanku waktu kecil, mama sudah mengajarkan dan menjelaskan semua sebelum akhirnya aku mens. Malah dlu koq merasa lama temen2 udah dpt koq saya blum. (Kls 2 smp baru mens)
Anakku yg sulung laki-laki, sdh 'mimpi' pas kenaikan SMP Alhamdulillah nya mau cerita ..pagi2 bilang umi kayaknya aku mimpi deh. Karena sebelumnya sdh ada ngobrol2 pre aqil baligh sam ayahnya, tdk ada perasaan malu klau bilang sudah mimpi. Dan kebetulan sekolah jg tiba2 ada kajian pre baligh karena temen sekelas anakku sdh Ada yg mimpi basah.
Jadi jika ternyata ortu dirumah n pihak sekolah kerjasama kasih pemahaman, proses ini lebih mudah

Wassalamualaikum

Deeblue

#bunda sayang
#fitrah seksualitas
#game level 11




1 komentar: